Viral Sate Mengandung Potasium Sianida, Ini Bahayanya untuk Tubuh

By Ratih, Selasa, 4 Mei 2021 | 08:00 WIB
NA, wanita misterius pengirim sate sianida ngaku sakit hati dengan target (Kolase via Tribunnews)

NOVA.id - Baru-baru ini masyarakat digemparkan dengan kabar sate yang mengandung sianida di Sleman, DIY.

Makanan tersebut menewaskan anak dari pengemudi ojek online yang bertugas mengirimkan sate ke seorang polisi penyidik senior.

Melihat efeknya yang sangat berbahaya, apa itu potasium sianida?

Baca Juga: Tips agar Kolam Ikan di Rumah Tak Mudah Bocor dan Bebas Racun

Melansir Kompas.com, potasium sianida atau kalium sianida berbentuk butiran padat yang menyerupai kristal.

Potasium sianida melepaskan gas hidrogen sianida, zat kimia sangat beracun yang mengandung zat asfiksia.

Zat ini biasanya digunakan untuk racun tikus.

Baca Juga: Dari Kaldu Ayam Hingga Gula, Ini 7 Bahan Alami yang Bisa Dijadikan Racun Tikus

Saat zat ini masuk dalam tubuh manusia, kemampuan tubuh dalam mengolah oksigen terganggu.

Ini sebabnya, orang yang terpapar potasium sianida bisa berakibat fatal.

Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas.

Baca Juga: Daftar Makanan dan Minuman yang Bisa Netralkan Racun Polusi Udara dalam Tubuh

Dalam jumlah besar, potasium sianida akan membuat orang yang mengonsumsinya turun denyut nadinya hingga hilang kesadaran.

Dosis letal zat tersebut di dalam tubuh manusia adalah 1,5 miligram per kilogram berat badan.

Lantas bagaimana jika ada orang yang tidak sengaja mengonsumsi potasium sianida?

Baca Juga: Mampu Menyerap Racun dalam Ruangan, 5 Tanaman Hias Ini Juga Membuat Tidur Lebih Nyenyak

CDC mencatat, pengamatan yang cermat, oksigen tambahan, dan perawatan suportif mungkin merupakan terapi yang cukup untuk pasien atau korban yang tidak menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida.

Untuk pasien atau korban yang menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida, pengobatan awal terdiri dari pemberian penawar di bawah arahan dokter, bantuan pernapasan dan peredaran darah (oksigen dan cairan IV), koreksi ketidakseimbangan kimiawi dalam darah, dan kontrol kejang.

"Kecepatan sangat penting.Hindari resusitasi mulut ke mulut apa pun rute pemaparannya. Hindari kontak dengan muntahan, yang dapat mengeluarkan gas hidrogen sianida," tulis CDC.

Baca Juga: 4 Makanan Bergizi Ini Ternyata Bisa Jadi Racun untuk Tubuh, Apa Saja?

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)