NOVA.id – Saraf terjepit atau hernia nukleus pulposus (HNP) merupakan suatu kondisi yang diakibatkan menonjolnya bantalan tulang belakang sehingga menjepit saraf tulang belakang.
Kondisi ini dapat terjadi pada semua ruas tulang belakang, tetapi yang paling sering terjadi yaitu pada segmen lumbal atau pinggang yang sebagian besar pada segmen L4-L5, L5-S1.
Saraf terjepit juga bisa terjadi pada ruas leher C5-C6 atau C6-C7.
Saraf terjepit ini juga bisa mengenai segala usia, baik muda maupun tua.
Pada usia muda umumnya disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang atau diskus intervertebrali.
Sedangkan pada usia tua disebabkan proses degenerasi dan hilangnya elastisitas batalan tulang.
Faktor risiko saraf terjepit ini cukup banyak antara lain usia, cedera (baik jatuh akibat kecelakaan atau olahraga), aktivitas dan pekerjaan (duduk lama, mengangkat ataupun menarik beban yang berat, sering memutar punggung ataupun membungkuk, latihan fisik terlalu berat dan berlebihan, terpapar getaran yang konstan, olahraga berat, merokok, berat badan berlebihan, dan batuk dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Ternyata Begini Cara Otak Manusia Menyimpan Ingatan, Mirip Seperti Puzzle!
Saraf terjepit ini dapat menimbulkan beragam gejala bergantung pada lokasi jepitan saraf itu terjadi.
Namun pada umumnya dikatakan mengalami saraf kejepit apabila mengalami salah satu dari tiga gejala berikut.
Pertama, komponen sensorik (rasa), misalnya kesemutan, kebas, baal yang terasa di tangan atau kaki.
Kedua, komponen motorik (gerakan), misalnya anggota gerak melemah.
Baca Juga: Cegah Neuropati Sedini Mungkin dengan Konsumsi Vitamin B agar Saraf Tetap Sehat Sampai Tua Nanti!
Ketiga, komponen otonom, misalnya gangguan buang air kecil, dan buang air besar.
Nyeri akibat saraf terjepit dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya. Biasanya saat nyeri ini sudah berlangsung lama, penderitanya mulai mencari solusi untuk mengatasi nyerinya.
“Kini dunia medis sudah berkembang semakin maju dengan adanya Interventional Pain Management (IPM) yang menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya,” jelas Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP.
Baca Juga: Dokter Tak Sengaja Hilangkan Saraf Wajah Hingga Buat Perempuan Ini Tak Bisa Tutup Mata dan Mulut
Teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX.
“Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter,” jelas Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS) ini lebih lanjut.
“Dulu kondisi saraf terjepit perlu ditangani dengan operasi terbuka yang memiliki banyak risiko dan proses pemulihannya lama. Kini seiring dengan majunya teknologi kedokteran, saraf terjepit sudah dapat diatasi dengan teknologi invasif minimal tanpa bedah terbuka dengan risiko yang lebih minimal,” papar dr. Mustaqim Prasetya, SpBS.
Baca Juga: Waspada! Makanan Kaleng Penyok Bisa Sebabkan Kerusakan Saraf
Saraf terjepit sudah dapat ditangani tanpa perlu rawat inap, dan proses pemulihannya cepat. Selain itu, biaya jauh lebih terjangkau dibandingkan operasi terbuka dulu.
Sebagai pembicara ketiga hadir dr. Danu Rolian, SpBS, memaparkan Solusi Terkini Tanpa Operasi Saraf Terjepit, Kateter RACZ dan DiscFX. Salah satu Teknik IPM untuk atasi nyeri tanpa operasi adalah kateter RACZ yang berukuran mikro dan akan dimasukkan ke dalam rongga epidural di tulang belakang.
“Kateter RACZ ini juga disebut dengan neuroplasty epidural ini akan menghantarkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi peradangan atau iritasi saraf sehingga nyeri menjadi berkurang atau mereda. Prosedur kateter RACZ ini hanya membutuhkan waktu 30-45 menit, sehingga tidak perlu rawat inap sehingga pasien bisa langsung pulang,” jelas dr. Danu.
Teknologi IPM terbaru lainnya adalah teknologi DiscFX yang dapat mengatasi jepitan saraf tulang belakang sehingga nyeri bisa tuntas.
Baca Juga: Lama Bermain Gawai Bisa Akibatkan Neuropati, Ini Penjelasan Ahli
Selanjutnya, dr. Danu menjelaskan berbagai keunggulan DiscFX, tindakan ini hanya memerlukan sayatan kecil sehingga biusnya cukup lokal saja dan tanpa rawat inap.
“Proses tindakan juga cepat dan dapat dilakukan pada beberapa bantalan tulang yang menonjol sekaligus.”
Dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, DiscFX ini dapat memberikan perbaikan kualitas hidup penderita saraf terjepit lebih baik karena dapat terbebas dari siksaan nyeri akibat saraf terjepit.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)