Orang yang Sering Menangis Lebih Kuat Secara Mental, Ini 5 Alasannya

By Presi, Rabu, 11 Agustus 2021 | 16:03 WIB
Ilustrasi Orang yang Sering Menangis Lebih Kuat Secara Mental (Freepik)

NOVA.id - Sebagai manusia, kita bisa merasakan berbagai macam emosi, mulai dari rasa bahagia, takut, marah, hingga sedih.

Pada umumnya, kita bisa bebas mengekspresikan perasaan bahagia, takut, dan marah di depan orang lain. Namun, hal itu tidak berlaku untuk perasaan sedih.

Ya, kita seringkali memendam kesedihan bahkan menahan rasa ingin menangis karena takut dianggap lemah.

Baca Juga: Tak Hanya Melepas Rasa Sedih, Menangis Juga Baik Untuk Kesehatan Tubuh, lo

Padahal, sedih itu perasaan manusia yang normal, sama seperti bahagia, takut, marah, atau emosi-emosi lainnya.

Alih-alih dianggap lemah, orang yang tidak takut mengungkapkan kesedihan sebenarnya jauh lebih sehat mentalnya daripada mereka yang menahannya.

Dilansir NOVA dari Life Hack, inilah lima alasannya.

Baca Juga: Selain Bikin Lega, Menangis Ternyata Punya Manfaat untuk Kesehatan

1. Mereka tidak takut dengan emosi mereka

Saat kita diliputi kegembiraan, pada umumnya kita akan mengungkapkannya. Begitu pula saat kita sedang kesal, kita tak ragu untuk mengungkapkan amarah kita.

Namun, jika kita sedih, mengapa kita tidak menangis? Mengapa kita menyembunyikan perasaan bersedih kita?

Orang-orang yang mengabaikan kesedihan berarti menipu diri mereka sendiri dari segi kehidupan yang penting.

Kesedihan atau tangisan, bukanlah tanda kelemahan. Perasaan itu adalah tanda bahwa kita adalah manusia dan memiliki perasaan di luar apa yang seharusnya kita tunjukkan di depan umum.

Baca Juga: Tak Diduga, 4 Manfaat Tangisan Ini Ternyata Baik Bagi Kesehatan Tubuh!

2. Menyadari bahwa air mata itu menyembuhkan

Air mata bisa melepaskan stres, kecemasan, kesedihan, dan frustrasi dari otak dan tubuh kita.

Ya, air mata membersihkan jiwa dan bertindak sebagai saluran pembuangan untuk penumpukan emosi negatif yang dihasilkan dari stres.

Air mata tidak hanya terbatas pada perasaan sedih, tetapi juga air mata bahagia.

Tidak apa-apa untuk menangis. Sebaliknya, membiarkan emosi ekstrem itu menetap di tubuh bisa sangat berbahaya baik secara fisik maupun mental.

Selain menghilangkan stres, menangis juga bisa melepaskan racun, membantu meningkatkan penglihatan, dan dapat membunuh 90 hingga 95 persen dari semua bakteri hanya dalam lima hingga 10 menit.

Baca Juga: 4 Tanda Menstruasi Tidak Normal dan Berbahaya, Jangan Diabaikan!

3. Mereka lebih sedikit stres

Studi menunjukkan bahwa menangis bisa merangsang pelepasan endorfin, hormon rasa senang yang juga bertindak sebagai pembunuh rasa sakit alami.

Menangis juga menurunkan kadar mangan, zat kimia yang jika terpapar berlebihan dapat membuat otak dan tubuh kita menjadi lelah.

Meskipun masalah masih berlanjut setelah kita menangis, tidak ada keraguan bahwa tindakan menangis memungkinkan pelepasan emosi buruk secara keseluruhan meskipun hanya sesaat.

Hal ini memungkinkan kita untuk berpikir lebih jernih tentang masalah dan tidak terlalu terbebani oleh masalah itu.

Baca Juga: 8 Ciri Toxic Parents yang Tanpa Disadari Bisa Merusak Mental Anak

4. Mereka tidak peduli dengan stigma 'lemah'

Ada berbagai stigma tentang menangis yang melekat pada pria dan perempuan.

Perempuan yang menangis sering dianggap tidak stabil atau haus perhatian dari orang lain.

Sedangkan laki-laki yang menangis juga sering dinilai pengecut atau tidak cukup jantan.

Semua anggapan itu pun membuat pria dan perempuan memendam kesedihan mereka.

Oleh karena itu, orang yang tidak takut menunjukkan kesedihan berarti mereka itu pemberani dan mematahkan stigma di tengah masyarakat.

Baca Juga: 8 Ciri Orang Tidak Suka kepada Kita, Cermati Bahasa Tubuhnya

 

 

5. Mudah menyalurkan emosi

Ketika kita membiarkan diri kita merasakan sakit, kita juga akan mendorong orang lain untuk terhubung dengan rasa sakit kita.

Mengetahui bahwa kita tidak sendirian dalam berpikir dan merasakan bisa membebaskan kita secara emosional dan, dalam kasus ekstrem, bisa menyelamatkan hidup.

Baca Juga: Bisa Bikin Nggak Produktif, Ini 7 Tanda Lingkungan Kerja yang Toxic