Nova.id - Pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah memutuskan untuk kembali membuka sektor pariwisata Bali untuk turis asing. Berbagai persiapan pun dilakukan agar kebijakan tersebut dapat berjalan optimal.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, dibukanya kembali sektor pariwisata Bali untuk turus asing diharapkan dapat memulihkan perekonomian Bali yang sempat terhempas oleh pandemi Covid-19.
Hal itu ia sampaikan dalam Dalam Dialog Produktif yang digelar oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (13/10/2021).
"Pariwisata adalah lokomotif perekonomian Bali, sehingga pembukaan Bali menjadi perhatian banyak pihak dan persiapan dilakukan dengan seksama," kata pria yang akrab disapa Cok Ace tersebut melalui keterangan resmi.
Baca Juga: Strategi Pengendalian Covid-19 di Indonesia Membuahkan Hasil Positif
Terkait persiapan, Cok Ace mengatakan saat ini sudah ada 35 hotel karantina yang sudah siap beroperasi. Sementara itu, terdapat 55 hotel lain yang sedang mengajukan diri sebagai hotel karantina.
Sementara itu, untuk wilayah yang dapat dikunjungi turis, Cok Ace menyebut saat ini hampir seluruh wilayah Bali berada di zona aman, termasuk Ubud, Nusa Dua, dan Sanur.
Hal itu tak terlepas dari kolaborasi masyarakat yang baik dalam hal percepatan vaksin dan penerapan aplikasi PeduliLindungi di berbagai lokasi wisata.
“Kita berharap dapat memberikan ruang gerak lebih luas bagi wisatawan mancanegara yang sudah menyelesaikan karantina (selama) lima hari,” kata Cok Ace.
Cok Ace juga berharap, selama di Bali, para turis, baik domestik maupun mancanegara, menggunakan aplikasi PeduliLindungi secara optimal guna melihat wilayah yang aman untuk dikunjungi.
Baca Juga: Bali Jagadhita Culture Week 2021 Dorong UMKM Tembus Pasar Global
Dalam kesempatan yang sama, dokter sekaligus influencer dan traveller Ratih C Sari mengingatkan agar turis yang berlibur di Bali harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Protokol kesehatan terbukti efektif menekan risiko penularan, apa pun variannya. Jadi, jangan sampai ancaman virus baru ini menimbulkan ketakutan melakukan kegiatan dan perjalanan," kata Ratih.
Selain itu, Ratih mengimbau agar turis yang ingin berlibur tetap update dengan berita-berita terkini agar tetap waspada. Namun, pastikan berita berasal dari sumber terpercaya supaya terhindar dari berita palsu atau hoaks.
“Saya melihat sendiri kesiapan Bali menyambut wisatawan, terdapat protokol kesehatan ketat termasuk di restoran-restoran. Saya percaya dan optimis, ini bisa jadi kebangkitan di Bali,” ucap Ratih.
Baca Juga: Meski Level PPKM Diturunkan, Vaksinasi dan Penggunaan Masker Tetap Wajib Dipertahankan
Simulasi prosedur penerimaan turis asing
Mengenai persiapan pembukaan Bali, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Henky Manurung mengatakan Bali sudah menyiapkan beberapa strategi.
Untuk vaksinasi, Henky menjelaskan bahwa tingkat vaksinasi di Bali sudah mencapai 99 persen untuk dosis pertama dan hampir 90 persen untuk dosis kedua.
Selain itu, pemerintah Bali sudah melakukan simulasi terkait prosedur penerimaan turis asing.
“Simulasi kedatangan pesawat, penerimaan di bandara, proses karantina, dan prosedur-prosedur lain sesuai protokol kesehatan juga telah dibahas dan ditetapkan," ungkap Henky.
Selain itu, standardisasi CHSE di Bali diterapkan dengan standar ketat dan dilengkapi dengan konsistensi yang baik oleh pelaksana di lapangan. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan kepada turis yang ingin mengunjungi Bali.
“Sertifikasi CHSE dan animo pelaksana usaha wisata yang bagus ini penting, tidak hanya untuk pengunjung tapi juga untuk pekerja. Bekerja di tempat yang sehat, dikunjungi orang-orang yang sehat, berwisata di tempat-tempat yang sehat. Ini adalah narasi baru pola kehidupan ke depannya,” tutur Henky.