Tabloidnova.com - Akhir-akhir ini, perlombaan lari jarak jauh termasuk maraton tengah marak dilakukan di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sejumlah kalangan, terutama yang tinggal di kota-kota besar yang semakin sadar untuk menjalani gaya hidup sehat, sangat antusias mengikuti berbagai lomba lari yang digelar di Tanah Air, baik berjarak 5K, 10K, maupun maraton dengan jarak 42K.
Untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh selama menjalani lomba lari, para peserta biasanya akan minum sebanyak-banyaknya.
Padahal, minum berlebihan justru akan menimbulkan suatu keadaan yang juga tak kalah bahayanya dengan dehidrasi itu sendiri, karena terlalu banyak minum bisa sebabkan overhidrasi.
Terlebih lagi, kasus sejumlah pelari tewas akibat mengalami overhidrasi telah terjadi di beberapa negara. Di sisi lain, pengetahuan masyarakat tentang overhidasi saat ini masih minim.
Untuk itu, Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengadakan seminar media "Kenali dan Pahami Overhidrasi: Upayakan Asupan Air Sesuai Kebutuhan Tubuh", Selasa (5/5), di Ruang Sarwono, Gedung A, RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Indonesia Hydration Working Group (IHWG) merupakan kelompok kerja ilmiah yang fokus terhadap persoalan hidrasi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat Indonesia. IHWG memiliki visi meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai hidrasi (advancing in Hydration Science) dan membagikan pengetahuan terkait hidrasi dan kesehatan (sharing in hydration knowledge) ke setiap kalangan masyarakat, baik profesi, akademisi, maupun masyarakat awam.
Ketua IHWG, Dr dr Budi Wiweko, SpOG (K), dalam presentasinya mengatakan, "Kehadiran IHWG diharapkan dapat menjadi sumber informasi pengetahuan mengenai hidrasi dan kesehatan, meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidrasi dalam kehidupan sehari-hari, dan meningkatkan pengetahuan tentang kebutuhan cairan."
Rencana program IHWC, lanjut Budi, adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia melalui hidrasi from womb to tomb (sejak janin hingga lansia), yang tercermin dari keragaman sasaran kegiatan IHWG pada setiap program-programnya.
Dekan FKUI DR. dr. Ratna Sitompul, SpM (K), mengatakan, "Pengenalan overhidrasi sangat penting untuk diketahui, terutama bagi mereka yang sangat menyukai olahraga berat, seperti para atlet atau yang sering berolahraga dalam jangka waktu yang lebih lama." Pasalnya, untuk mencegah dehidrasi, umumnya mereka terlalu banyak minum hingga sebabkan overhidrasi.
Anggota tim IHWG, Dr dr Ermita I. Ilyas, MS, AIFO, ikut mengatakan, "Untuk memastikan seseorang mengalami overhidrasi atau tidak, sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar natrium plasma darah. Ini berbeda dengan orang yang diduga mengalami dehidrasi, yang pemeriksaannya dilakukan melalui warna urin. Pada penderita dehidrasi, bila masih dapat buang air kecil, akan terlihat urin yang pekat dan berwarna kuning tua."
Lebih lanjut Koordinator Pemantauan dan Evaluasi Penelitian RSCM, Dr dr Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, mengatakan, "Dalam konteks perawatan pasien di RS, kewaspadaan akan overhidrasi sangat krusial."
Penggunaan cairan infus, lanjut Murdani, telah membantu mengatasi sejumlah masalah dehidrasi, namun risiko overhidrasi dapat terjadi terutama pada kasus dengan gangguan fungsi ginjal atau pada pasien usia lanjut.
"Keadaan overhidrasi ini kadangkala bisa fatal jika tidak dikenali sejak awal. Maka, kami berharap IHWG dapat mengembangkan metode untuk deteksi dini pasien yang berisiko mengalami overhidrasi," pungkas Murdani.
Intan Y. Septiani FOTO: INTAN Y. SEPTIANI/NOVA