TabloidNova.com - Siapa yang menyangka bahwa peluang industri kreatif semakin besar tahun 2015. Memasuki era digital, bisnis kreatif yang memanfaatkan platform kecanggihan teknologi kian menjanjikan. Besarnya animo masyarakat akan sesuatu yang berbeda, unik dan menarik, tentu menjadi segmentasi pasar tersendiri bagi para pelaku industri kreatif.
Industri kreatif dapat diartikan sebagai aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Salurannya bisa bervariasi, mulai dari arsitektur, periklanan, seni, kerajinan tangan, desain, fashion, film, musik, fotografi, sinematografi, gadget, software, games, dan lainnya.
Salurannya bisa bervariasi, baik dari bidang seni, sinematografi, fashion, kecantikan, fotografi, kuliner, maupun yang lainnya. Industri kreatif memang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu. Seperti yang dipaparkan oleh Andre Surya, digital artist dan founder Enspire Studio and Enspire School of Digital Art.
"Creative industry besar sekali, malah di Amerika bidang ini menyumbang 10 persen untuk pendapatan negara dari film, games, serta musik. Sungguh menakjubkan dan menjanjikan bila kita menekuni industri kreatif ini," ujar Andre, saat konferensi pers Creativepreneur Corner 2015 di Conclave Café, Wijaya, Jumat (20/3).
Andre tercatat sebagai satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di bagian Industrial Light and Magic (ILM) Lucasfilm Singapore. Andre terlibat dalam pembuatan film Iron Man, Star Trek, Terminator Salvation, Transformers: Revenge of The Fallen, Iron Man 2, Surrogates, dan masih banyak lainnya.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi. Andrea meyakini jika generasi muda adalah corong industri kreatif. Peran generasi muda sangatlah penting dalam melahirkan inovasi terbaru.
"Angkatan muda adalah driver ekonomi kreatif. Industri kreatif sangat menjanjikan untuk semua orang. Orisinalitas dan keuletan akan mengantarkan ide yang kreatif menjadi sesuatu yang berbeda," tutupnya.
Ridho Nugroho