Hingga kini, kondisi jebolan STM Pertanian itu masih memprihatinkan. Ia belum bisa keluar dari ruang steril RSPP. Tak seorang pun diizinkan mendekatinya. "Cuma hari Jumat itu saja kami bisa mendekat setelah dia dimandikan. Sesudah itu, dimasukkan ke ruang steril."
Meski demikian, mereka bisa berkomunikasi lewat telepon yang khusus dipasang pihak RS. Selain dahi, tangan kiri, paha, dan dadanya terbakar, retina kiri Dadang juga sobek. Tulang iga kirinya patah. Senin (20/7), mata Dadang sudah bisa sedikit terbuka lantaran bengkaknya mulai mengempis. Perban di wajah juga sudah dibuka. "Makannya sudah nasi. Cuma buang air masih lewat kateter. Tangannya masih diperban. Ada kelingking yang bolong kena kawat pemicu bom," ujar Dwi.
Perempuan ini juga bertutur, keluarganya sangat bersyukur karena suaminya, lagi-lagi, lolos dari maut. "Tahun 2003, ketika Marriott diserang bom bunuh diri, suami saya baru beberapa menit saja meninggalkan ballroom untuk salat. Saat wudu, tempatnya berpijak goncang. Dia tidak sadar itu akibat serangan bom. Untung ada orang mengajak lari. Nah, temannya yang masih tinggal di ballroom itu meninggal."
Kapokkah gerangan Dadang bekerja di Marriot? "Enggak! Dia senang, kok, kerja di bagian banquet. Dia sering bilang, tak mau dipindah ke bagian lain. Pada teman--temannya yang menjenguk, dia selalu berpesan, harus tetap semangat bekerja. Dia hanya minta didoakan agar cepat sembuh."