Masalah yang sering terjadi adalah minimnya uang simpanan, sementara gaji pun pas-pasan. "Sebaiknya, jangan memaksakan target bila jelas-jelas tidak mungkin bisa mencapainya," anjur Safir. Hitung kembali pemasukan, pengeluaran per bulan, dan kemampuan menabung. Katakanlah DP (down payment) sebuah rumah Rp 30 juta, dan kita bertekad mendapatkan uang tersebut dalam jangka setahun. Itu berarti kita harus menabung sebesar Rp 2,5 juta per bulan. Padahal kalau gaji per bulan Rp 3 juta, berarti uang yang tersisa hanya Rp 500 ribu untuk biaya hidup. "Bila dipaksakan jelas akan merusak stabilitas keuangan keluarga."
Yang harus dilakukan adalah menurunkan target harga rumah yang akan dibeli. Bila sebelumnya ingin membeli rumah tipe 70, contohnya, turunkan menjadi tipe 60 atau 45.
Jika target tak hendak diubah, mau tidak mau kita harus menutup kekurangan tersebut dengan cara mencari uang tambahan. Strategi lain, dengan memperpanjang target pembelian. Bila sebelumnya 3 tahun, mundurkan jadi 6 tahun. Langkah berikut, mengurangi pengeluaran dan menambah jumlah tabungan per bulan. Namun cara terakhir ini umumnya sulit dilakukan, apalagi bila tak ada kebutuhan yang memang bisa dikurangi. Sebaiknya, saran, Safir, "Target haruslah realistis berdasarkan kondisi keuangan yang ada." Yang harus diingat, harga barang cenderung naik terus. Tak heran bila kita pun harus selalu bersiap dengan kemungkinan melambungnya harga rumah atau mobil yang kita targetkan.
BILA KREDIT JADI PILIHAN
Bagi mereka yang tidak cocok dengan cara menabung, ada cara lain, yakni kredit. Namun, harga barang jadi jauh lebih mahal. Misalnya, harga cash hanya Rp 50 jutaan, maka dengan kredit bisa membengkak jadi Rp 70 jutaan. "Itu karena bunga kredit haruslah diperhitungkan."
Bila kredit tetap jadi pilihan, saran Safir, angka kredit sebaiknya jangan melebihi 30 persen dari pemasukan tetap per bulan. Bila pemasukan berkisar di angka Rp 3 juta, contohnya, maka jangan mengambil kredit melebihi Rp 900.000 per bulan.
Lebih dari 30 persen, kondisi keuangan secara keseluruhan pastilah akan terpengaruh. Bukankah kita tetap harus mempertimbangkan pengeluaran harian seperti transportasi dan makan, maupun pengeluaran bulanan seperti telepon, listrik, koran dan lainnya.
Hal lain yang perlu dipikirkan dalam pengambilan kredit adalah uang muka. Bila harga rumah yang ingin dibeli Rp 200 juta, contohnya, maka DP yang mesti dibayarkan sebesar Rp 60 juta. Bila tidak memiliki simpanan, berarti harus terkumpul dulu sejumlah uang tersebut. "Mau tidak mau, menabunglah untuk yang Rp 60 juta dulu. Begitu uangnya terkumpul, baru ambil kredit," saran Safir.
JANGAN UTAK-ATIK GAJI
Suatu saat, setiap orang/keluarga pastilah akan menjumpai pengeluaran yang sama sekali tidak terduga. Saran Safir, tutuplah kebutuhan tak terduga itu dengan dana dari simpanan, bukan dari gaji tetap. Gaji tetap sebaiknya dikhususkan untuk pengeluaran rutin saja.
Untuk mengetahui apakah biaya tertentu termasuk pengeluaran rutin atau bukan, bisa digolongkan lewat kebutuhan per hari atau per bulan. Contohnya adalah dana untuk makan, transportasi, rekening koran, tagihan listrik dan telepon termasuk pengeluaran rutin karena dibutuhkan setiap hari/bulan. Sedangkan beli baju, handphone, tas dan sepatu bukanlah pengeluaran rutin.
Dengan begitu, kalau uang simpanan memang tidak ada, tunda dulu pembelian yang tidak termasuk biaya rutin karena akan mengganggu stabilitas keuangan. Kalaupun tidak bisa ditunda, karena menyangkut urusan kesehatan misalnya, gunakan dana lain dengan tetap tidak mengutak-atik gaji.
MANFAATKAN JASA KONSULTAN
Menurut Safir, bukan hal mudah mengelola keuangan sendiri. Terlebih bila target yang harus dicapai begitu tinggi. Tapi ia meyakinkan setiap orang bisa melakukannya. Untuk mewujudkan keinginan/kebutuhan yang sudah lama diidam-idamkan tak ada salahnya mendatangi bank atau konsultan keuangan yang sudah dipercaya. Tanyakan dan ajukan program kepemilikan rumah atau kendaraan. Lembaga tersebut umumnya juga memiliki program pembelian barang-barang mahal. "Bila dalam setahun harus terkumpul Rp 60 juta, mereka akan membantu mencarikan jalan keluarnya. Salah satunya lewat kredit," tandasnya.
Irfan