Anak Tak Mau Pulang ke Rumah

By nova.id, Jumat, 30 April 2010 | 17:07 WIB
Anak Tak Mau Pulang ke Rumah (nova.id)

"Pulang dulu ke rumah, Sayang. Nanti hari Minggu kita main ke rumah Eyang," bujuk Ibu Esti kepada anaknya, Niki. "Enggak. Aku mau pulangnya ke rumah Eyang aja," Niki tetap merajuk.

"Duh...kesal deh, Niki enggak mau lagi diajak pulang. Dia ngambek, di tengah jalan minta diantar ke rumah eyangnya." Itulah sepenggal cerita Esti kepada suaminya tentang Niki, anak tunggal mereka. Bocah 5 tahun ini memang lebih menyukai tinggal di rumah eyangnya ketimbang rumah sendiri. Akibatnya, setiap hari sepulang sekolah Esti harus esktra sabar menghadapi polah Niki yang minta diantar ke rumah eyangnya.

Perilaku tak betah di rumah sendiri sebaiknya tidak dibiarkan terjadi pada anak. Seperti Esti, ibu mana yang tidak cemburu jika buah hatinya lebih suka berada di rumah orang lain, meskipun rumah itu rumah eyangnya. Pasti tidak enak rasanya menjadi orang tua yang tersisihkan karena anak lebih dekat pada eyang, saudara, atau temannya.

Dampak lainnya, anak juga bakal menerima aturan atau norma-norma yang mungkin tidak sejalan dengan yang orang tua terapkan. Tentunya, anak bakal memilih aturan atau norma yang lebih menyenangkan serta menguntungkan dirinya. Apalagi, anak prasekolah sesungguhnya sudah pandai memanipulasi. Hal itu dapat memengaruhi kedisiplinan dan perilakunya. Oleh karena itu, cari tahu penyebabnya dan segera lakukan perubahan di rumah.

PENYEBAB TAK BETAH

1. Bosan di rumah

Anak-anak yang berusia 3 sampai 5 tahun umumnya sedang mengalami masa eksplorasi. Bila sudah tak ada lagi yang menarik perhatiannya untuk dieksplorasi, bisa jadi tumbuh rasa bosan. Anak pun mulai menyukai berlama-lama di rumah orang lain yang mungkin memiliki mainan yang lebih menarik untuk dieksplorasi. Selanjutnya, dapat dipastikan anak merasa lebih betah di rumah tersebut.

2.Tidak ada teman

Anak membutuhkan teman untuk bermain. Sementara, mungkin orang tua merasa tak perlu menemani anaknya bermain karena ada tugas lain yang harus dikerjakan. Hal ini juga kerap terjadi pada pengasuh yang merangkap sebagai pembantu rumah tangga. Mereka akan lebih mengutamakan pekerjaan rumah tangga daripada bermain dengan anak asuhnya. Akhirnya anak kesepian dan lebih suka bermain di rumah anak lain yang sebaya.

3. Masa sosialisasi

Yang dimaksud dengan masa sosialisasi ini, bukanlah sosialisasi 2 arah. Anak memang membutuhkan teman tapi bukan untuk saling berbagi cerita. Utamanya adalah kehadiran orang lain untuk menemaninya bermain. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi di rumah, anak akan mencari teman di luar rumah.

4. Merasa tidak nyaman

Kebiasaan mengeluarkan larangan kepada anak membuatnya merasa tidak nyaman berada di rumah. Akhirnya anak akan membuat perbandingan ketika berada di rumah orang lain yang menurutnya lebih nyaman. Apakah itu karena di sana peraturannya lebih longgar, atau ada orang dewasa lain yang memberikan perhatian lebih, bahkan memanjakan.

YUK BIKIN ANAK BETAH!

* Bila anak mulai terlihat lebih senang berlama-lama di rumah orang lain, segera cari tahu penyebabnya. Apakah ia lebih dimanjakan di sana, atau aturan di rumah itu lebih longgar.

* Jika benar demikian, buatlah evaluasi terhadap aturan yang kita terapkan selama ini. Lakukan kompromi jika perlu. Kompromi sebaiknya tidak saja dilakukan di rumah kita tapi juga di rumah orang lain yang menjadikan si prasekolah betah berlama-lama.

Misalnya, bila anak dimanjakan di rumah eyang, saudara atau temannya, cobalah untuk meminta kepada mereka untuk tidak memanjakan. Sampaikan apa saja kebiasaan yang diterapkan untuk anak di rumah. Bila penyebabnya berkaitan dengan ketatnya aturan di rumah, tak ada salahnya longgarkan sedikit aturan itu asalkan tidak turun dari standar sebelumnya. Itu juga berarti orang lain seperti eyang, saudara, dan orang tua temannya juga harus melakukan kompromi dengan memperketat aturan hingga didapat titik temu. "Tentunya hal ini harus disampaikan lewat pembicaraan yang hati-hati, karena bisa jadi malah menimbulkan kejengkelan karena telah mencampuri urusan rumah tangga orang lain," kata Dra. Mien R. Sumartono dari Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia.

* Kalau penyebabnya bukanlah tentang aturan yang diterapkan, "curilah" ide dari rumah yang mampu membuat anak berlama-lama tinggal di sana. Misalnya, buatlah beragam kegiatan yang menarik untuknya. Upayakan agar orang tua atau setidaknya ibu dapat menemani anak melakukan kegiatan tersebut. Anak usia prasekolah masih suka ditunggui ibunya kala beraktivitas, atau setidaknya ibu terlihat olehnya.

Tentu saja, melarang anak bertandang ke rumah orang lain juga tak bijak. Hanya saja orang tua tetap perlu tahu kegiatan yang dilakukan dan siapa saja teman bermainnya. Kalau semuanya tetap ada dalam pengawasan orang tua, anak bahkan bisa memetik manfaat berharga dari kegiatannya bermain di rumah orang lain. Ia tidak pemalu dan lebih mudah bergaul dengan siapa saja.

Kemampuan bersosialisasi yang baik ini menjadikan anak mudah untuk berbagi dengan orang lain. Selain itu, ia juga terlatih memecahkan masalah karena saat bermain bersama lebih dari dua anak biasanya akan terjadi perselisihan. Mungkin salah satunya akan tersisih. Nah, dalam situasi seperti itu, anak yang pandai bergaul tidak akan menangis. Ia memilih langsung pergi dan bermain dengan teman yang lain.

Utami Sri Rahayu.