"Kamu yang bunuh bapak gue? Maafin Bapak saya ya, kalau ada salah sama kamu!" ujar Vicky Raturomon (23) dengan nada keras kepada A. Ia mendatangi polsek Beji bersama beberapa rekannya dengan mengendarai sepeda motor. Beruntung suasana yang sempat tegang itu tidak berlangsung lama. Kapolsek Beji, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agus Widodo dan beberapa anggotanya langsung menenangkan anak pertama dari Jordan ini.
Menurut Agus, beberapa jam sebelum kedatangan Vicky, sudah ada sekelompok orang yang mengaku anggota keluarga korban mendatangi Polsek Beji. "Mereka ada lumayan banyak. Kami tetap siaga untuk mengantisipasi segala kemungkinan," tegasnya.
"Kami dari pihak keluarga, baik yang ada di Depok, Ambon dan Papua, semua emosi. Tapi, dari orang tua, mau enggak mau harus mengampuni. Cuma Bung-bung ini yang masih emosi," ujar Robert Leonardo Raturomon (29), keponakan korban. "Ini baru sebagian. Nanti kalau sudah rekonstruksi, mungkin pada turun semua," imbuhnya lagi.
Meski Robert mengaku dekat dengan Jordan semasa hidupnya, namun ia tidak pernah tahu kondisi keuangan pamannya itu. "Saya enggak tahu kondisi keuangan Om saya. Tapi, selama ini enggak ada mengeluhkan kondisi keuangan."
Yang ia tahu, pamannya itu memang memberikan pinjaman uang kepada orang-orang di sekitar tempatnya tinggal. "Banyak juga tukang ojek yang mengambil (pinjaman) ke dia. Nanti, sambil lewat mereka kasih setoran sehari 10 ribu rupiah," jelasnya.
Dari hasil 'interogasinya' terhadap A, tersangka mengakui kalau ia juga memiliki hutang kepada Jordan. "Dia punya utang. Dia diajak D untuk bunuh Om saya. Dia dijanjikan akan dikasih sebuah sepeda motor dan uang. Tapi begitu selesai (membunuh), dikasih 100 ribu rupiah," katanya.
Dengan tertangkapnya empat dari lima pelaku, Robert berharap agar para pelaku tersebut diberi ganjaran yang setimpal. "Dihukum saja sesuai dengan apa yang dia kerjakan. Kalau perlu hukuman mati semuanya."
Renty