Mengenang Sang Iron Lady, Cincin Baru di HUT Perkawinan Terakhir (2)

By nova.id, Rabu, 9 Mei 2012 | 05:45 WIB
Mengenang Sang Iron Lady Cincin Baru di HUT Perkawinan Terakhir 2 (nova.id)

Mengenang Sang Iron Lady Cincin Baru di HUT Perkawinan Terakhir 2 (nova.id)

"Suasana penuh tawa keluarga Endang seperti ini tak akan terulang lagi. (Foto: Dok Pri) "

Terkejut sekali, ya?

Awalnya kami syok tapi anak-anak belum kami beritahu. Lalu dia melaporkan temuan ini kepada Presiden SBY dan menyerahkan keputusan selanjutnya kepada beliau. Pak SBY mendukung untuk berobat. Sejak itulah, saya dan dia mulai mencari pengobatan yang tepat.

Sejak awal dia tidak mau menjalani kemoterapi karena tahu reaksinya akan sangat mual. Obat yang buat orang lain tidak menimbulkan efek mual, pada dia justru sangat terasa. Jadi, kemoterapinya lewat pil yang mualnya tidak sehebat lewat infus. Apalagi, sehari-hari dia mual terus sejak 1,5 tahun belakangan. Mualnya hanya hilang kalau dia bekerja. Jadi, dia terus saja bekerja. Dia, kan, workaholic dan enerjik. Kadang-kadang saya juga dikalahkan oleh pekerjaannya.

Setelah anak-anak diberitahu, ka­mi senantiasa memberinya dukungan. Kami berenam (sekeluarga termasuk menantu, Red.) punya grup sendiri di BlackBerry (BB). Kalau dia memberitahu sesuatu berkaitan dengan penyakitnya, kami langsung memberi dukungan, nasihat, dan semangat untuk menghadapi penyakitnya. Kalau diingatkan untuk istirahat, dia bilang pekerjaannya nanti malah enggak selesai. Sekarang, anggota grup BB-nya berkurang satu. (Mata Mamahit menerawang.) Ke mana pun berobat, kami selalu berdua. Termasuk ke Guang Zhou, China, sekitar Desember 2010.

Kok, ke sana?

Dokter di sini memberi informasi soal pengobatan alternatif yang ada di sana. Namanya cryosurgery, di mana ada alat dimasukkan ke dalam tubuh untuk membekukan sel kanker hingga suhu -160 derajat Celsius, sehingga selnya rontok. Ternyata berhasil. Sel kanker di paru-parunya hilang. Namun saat dievaluasi lagi, ternyata sudah ada penyebaran meski hanya berupa satu titik, masing-masing di tulang belakang, tulang paha, dekat jantung.

Kondisinya saat itu belum menurun, karena dibantu pil kemoterapi. Tetap mual, tapi dihilangkan dengan bekerja. Dia juga rajin berenang. Di halaman belakang, memang spesial saya buatkan kolam renang buat olahraga dia. Rupanya, penyebaran peyakitnya makin banyak, termasuk ke otak. Berdasar pemeriksaan terakhir, dia harus disinar, termasuk di tulang-tulang dan otak. Itu dilakukan selama tiga bulan terakhir.

Dari hari ke ha­ri, kondisi dia jadi drop. Mungkin karena makin banyak la­rangan, seperti tidak boleh jalan ter­lalu lama agar tulang tidak patah. Kalau sudah patah, tak bisa disambung lagi. Kalau ja­lan harus pakai pe­­nyangga. Nah, mungkin secara ke­­jiwaan semua itu berpengaruh baginya sehingga kesehatannya langsung drop. Kadang makanan yang sudah ia pesan, enggak dimakan. Belakangan, dia memutuskan mundur dari jabatannya sebagai menteri.

Anda langsung setuju?

Dia merasa tidak bisa maksimal bekerja kalau terus menjabat. Saya serahkan keputusan ini padanya, karena dia yang tahu kondisinya. Kalau memang dirasa tidak mampu, lebih baik beri kesempatan ke orang lain yang bisa bekerja dengan lebih baik. Katanya, kalau sudah keluar dari RSCM, dia ingin bekerja kembali. Sebelum kondisinya drop begini, dia bilang hanya mau menjabat satu periode saja karena dia memang orang yang tidak pernah mau nambah. Ternyata, satu periode saja enggak selesai.

Apa pesan terakhir almarhumah?

Dalam rapat keluarga terakhir dengan saya dan anak-anak, dia bilang akan resign karena kondisi kesehatannya tidak bisa dikontrol. Katanya, dia harus bersikap adil dan fair terhadap negara yang sudah memberi nama kepadanya dengan menjadi menteri kesehatan. Dia juga minta keluarga untuk memperhatikan tugas masing-masing. Artinya, yang masih sekolah harus menyelesaikan, yang sudah bekerja harus bekerja dengan sebaik-baiknya.