Mengenang Sang Iron Lady, Cincin Baru di HUT Perkawinan Terakhir (2)

By nova.id, Rabu, 9 Mei 2012 | 05:45 WIB
Mengenang Sang Iron Lady Cincin Baru di HUT Perkawinan Terakhir 2 (nova.id)

Adakah keinginannya yang belum kesampaian?

Enggak ada. Sejak dulu, dia punya kebiasaan kalau memang keinginannya tidak kesampaian, tidak masalah. Karena dia tahu betul di dunia ini tidak semuanya bisa berhasil.

Bagaimana menggambarkan rasa kehilangan setelah 33 tahun selalu bersama?

Sulit dilukiskan. Yang jelas, mulai sekarang saya tidur sendirian. Selain itu, Sabtu dan Minggu yang biasanya selalu kami lewati bersama dengan jalan-jalan berdua, bersama anak-anak atau kegiatan lainnya, sekarang tidak ada lagi. Dia juga belum sempat melihat cucu pertamanya lahir karena sekarang kehamilan menantu kami baru berusia tiga bulan. Tapi dia bilang, enggak apa-apa, toh nanti bisa melihat dari "atas".

Mengenang Sang Iron Lady Cincin Baru di HUT Perkawinan Terakhir 2 (nova.id)

"Meski sedih kehilangan orang yang dicintai. Mamahit dan ketiga anakny berusaha tegar saat pemakaman. (Foto: Eng Naftali/NOVA) "

"Jangan Sedih, Kamu Harus Ikhlas..."

Sama seperti sang ayah, putra kedua Endang, Awandha Raspati Mamahit, juga terlihat tegar. Ia segera terbang dari Jenewa setelah mendapat kabar kondisi sang ibu makin buruk.

Kapan terakhir berkomunikasi?

Terakhir komunikasi dengan Mama lewat Skype, Rabu (2/5). Saat itu saya sedang transit di Abu Dhabi dalam perjalanan ke Jakarta. Mama sebenarnya masih mendengar tapi hanya bisa memberi reaksi dengan gerakan tangan. Saya bilang, "Ma, Wandha mau pulang." Mama mengacungkan jempol menandakan "Oke". Saya tanya lagi, "Mama sakit, enggak?" Mama memberi isyarat "tidak" lewat tangan. Mama juga masih bisa menulis, "Jangan sedih dan nangis, ya. Semua terserah Allah mana yang terbaik. Kamu harus ikhlas."

Tadinya saya baru akan akan pulang setelah selesai kuliah tapi ternyata kondisi Mama makin menurun. Akhirnya saya putuskan pulang lebih awal. Sayangnya, saya tidak sempat mengantar kepergian Mama...

Seperti apa sosok Mama?

Sebelum dan sesudah jadi menteri, Mama tidak pernah berubah. Kalau di keramaian, Mama justru kurang nyaman karena Mama, kan, peneliti. Sifat peneliti itu introvert, tertutup, tapi dalam arti positif. Saat Mama diangkat jadi menteri, tentu saja kami senang karena Mama bisa mengaplikasikan ide dan apa yang dipelajari selama ini, meski waktu Mama buat keluarga pasti akan berkurang.

Bagaimana Mama menceritakan penyakitnya kepada anak-anak?