Ikhlas Lahir Batin Demi Pengungsi

By nova.id, Jumat, 19 November 2010 | 17:03 WIB
Ikhlas Lahir Batin Demi Pengungsi (nova.id)

Ikhlas Lahir Batin Demi Pengungsi (nova.id)

"Foto: Hasto "

Di Boyolali ada sekitar 37 warga yang rumahnya 'mendadak' jadi barak pengungsian. Salah satunya rumah Sukono. Anggota Kodim ini memilih memboyong adik dan kerabatnya dari Desa Karanganyar ke rumahnya di Boyolali kota. Bahkan para tetangga dan pengungsi lain pun turut menumpang di rumah dinasnya. Jumlahnya mencapai 30 orang.

Gini (40) adik Sukono berujar, awalnya pengungsi hanya berjumlah 50 orang, diberi makan-minum atas biaya Sukono. Setelah didata petugas, dapat bantuan logistik dari berbagai pihak. "Tapi saya minta diberi bahan mentah, lalu saya masak bareng ibu-ibu pengungsi lain. Anak-anak jadi bisa diberi makanan segar," tutup Gini.

Menerima puluhan pengungsi korban Merapi juga dilakukan Pairo Sukarto (60), penjual soto warga Desa Gatak, Klaten. Besannya yang tinggal di Sleman, Jumat (5/11) harus mengungsi. Awalnya ke GOR Maguwoharjo, tapi tak betah karena penuh sesak. Besannya lalu mengungsi ke rumahnya. Tetangga sedusunnya pun ikut. Jumlahnya 46 orang.

 "Saya terima dengan senang hati asal mau seadanya. Setelah lapor RT dan RW, mereka mulai dapat nasi bungkus sehari tiga kali, beras, mi instan, dan keperluan lain." Kini, tinggal 30 orang yang tinggal di rumah Pairo, karena yang lain memilih pindah ke rumah kerabatnya.

Siti Sarjuni pun menerima sekitar 60 orang pengungsi di rumahnya. "Waktu adik saya telepon mau mengungsi, dia bilang banyak yang mau ikut. Ya, silakan saja," tuturnya. Dua adik Siti memang tinggal Jalan Kaliurang, tepat berada di kawasan wisata Tlogo Putri, di kaki gunung Merapi.

 Jumat dinihari saat Merapi kembali erupsi, mereka tiba di rumah Siti di Jl Parangtritis, Yogyakarta. Wajah mereka pucat pasi dan tertutup abu vulkanik. "Awalnya penuh banget. Perabotan rumah saya singkirkan untuk menggelar tikar. Saya bilang ke mereka, makan seadanya, yang penting bisa tidur dan tidak kehujanan."

Untuk kebutuhan makan dan logistik, Siti banyak menerima bantuan dari teman-temannya. "Saya ikhlas membantu. Kami masak sama-sama, makan bareng-bareng." Dari ke-60 pengungsi, kini tersisa 30-an orang yang masih bertahan di rumah Siti.Rini, Hasto