Orangtua, Kenali 5 Ciri Anak Pra-Remaja Mulai Jatuh Cinta

By nova.id, Rabu, 18 November 2015 | 04:15 WIB
Orangtua, Kenali 5 Ciri Anak Pra-Remaja Mulai Jatuh Cinta (nova.id)

Linda Wati, M.Psi., Psikolog, Psikolog Klinis Dewasa Staf Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta, berbagi tips kenali 5 ciri anak pra-remaja mulai jatuh cinta di masa pubertas.

Selain berfungsi sebagai pendampingan, 5 ciri anak pra-remaja sedang pubertas ini dapat menjadi acuan bagi Anda untuk bersikap serta menempatkan diri. Tujuannya, agar anak justru tidak bersifat tertutup dan berperilaku aneh yang cenderung negatif.

Lalu, apa saja ciri-ciri anak pra-remaja mulai jatuh cinta dengan lawan jenisnya?

Baca: Sebenarnya, Kapan Laki-laki Mengalami Puber Kedua?

Lebih sering menggunakan handphone atau media sosialnya Mereka bisa tersenyum-senyum malu ketika membaca status atau pesan singkat dari seseorang.

Mereka lebih memerhatikan penampilannya Bisa menghabiskan waktu lama di depan cermin. Mereka memeriksa apakah rambutnya rapi/tidak, wajahnya berminyak/tidak, atau ada noda di pipinya/tidak. Mereka juga bisa mengkhawatirkan tumbuhnya jerawat di pipi yang membuatnya tidak nyaman. Mereka juga ingin tercium wangi sehingga menggunakan deodoran atau parfum

Baca: Apa yang Putra-Putri Anda Harus Tahu soal Pubertas?

Melamun Ia menjadi sering terlihat melamun. Mungkin ia sedang berandai-andai dengan teman yang disukainya. Ini menjadi ciri-ciri anak pra-remaja mulai jatuh cinta.

Bertanya kepada orang lain mengenai penampilannya Pun, ia ingin dipuji mengenai penampilannya. Misalnya, “Aku cantik kan?” Mereka ingin mendapatkan penilaian dari orang lain mengenai apa yang dikenakannya.

Merasa malu ketika ditanya apakah ia sedang jatuh cinta Preremaja akan menjawab “Enggak kok.. ” sambil tersenyum malu dan segera pergi menghindari orangtua.

Baca: Perbedaan Perkembangan Fisik Anak Perempuan & Laki-laki

Berikut efek positif dan negatif anak pra-remaja sedang jatuh cinta: Sisi positifnya

Pertama, ia akan merasa bahagia. Perasaan yang menyenangkan bahwa ia disukai dan disayangi seseorang.

Kedua, meningkatkan kepercayaan diri. Ia merasa mampu menjadi orang yang disukai dan dianggap spesial bagi orang lain. Ia memiliki status yang berbeda dibandingkan teman-teman yang lain.

Baca: Kenali Fase-fase Pubertas Pada Anak

Ketiga, belajar mengenali perasaannya sendiri. Ia menjadi paham mengenai perasaannya ketika sedang jatuh cinta. Perasaannya ini menjadi pengalaman hidupnya. Ia menjadi tahu bahwa yang seperti inilah yang dinamakannya jatuh cinta.

Sedangkan, sisi negatif dari anak usia pra-remaja jatuh cinta adalah ia dapat mengabaikan tugas dan perannya yang lain karena terlalu memperhatikan perasaannya yang sedang jatuh cinta.

Misal, karena sedang merasa senang dan kemudian melamun, membuatnya lupa untuk mengerjakan tugas sekola. Seharusnya ia belajar, namun karena terlalu asyik di cermin membuat jam belajarnya berkurang. Seharusnya ia sudah berangkat, namun akhirnya ia terlambat karena harus gonta-ganti baju dan berias dulu.

Hilman Hilmansyah/TabloidNOVA