Marini, S.Pd: Mereka Kunci Surga Saya...

By nova.id, Kamis, 17 Desember 2015 | 10:36 WIB
Marini, Sp.D Mereka Kunci Surga Saya (nova.id)

Tabloidnova.com - Awalnya tak banyak yang tahu jika anak kedua dari tiga bersaudara kelahiran Jakarta, 15 Juli 1982, ini menjadi bagian dari kesuksesan atlet spesial Indonesia di tingkat dunia. Berjuang tanpa pamrih, nama ibu dua anak ini mulai dikenal seiring prestasi yang ditorehkan atlet-atlet spesial binaanya. Bagaimana ceritanya Anda bisa bergelut dengan dunia anak-anak, khususnya anak-anak atlet spesial?

Latar belakang pendidikan saya adalah olahraga atletik. Tahun 2003, saya mengawali karier menjadi pelatih anak-anak spesial. Saat itu saya masih mahasiswa Jurusan Olahraga di Universitas Negeri Jakarta. Di situ ada mata kuliah Adaktif untuk anak-anak tuna grahita. Kalau lebih luasnya, dalam olahraga paralimpic itu ada anak grahita, tuna netra, tuna rungu, dan lain-lain. Namun saya kemudian lebih mengkhususkan diri untuk melatih anak-anak tuna grahita.

Apa alasannya?

Karena saya melihat anak-anak ini kalau berlatih terlihat sangat bahagia. Kami berlatih setiap Sabtu. Nah, bagi anak-anak ini, hari Sabtu menjadi hari yang ditunggu-tunggu.Soalnya di hari itu mereka bisa berlatih dan bertemu teman-temannya. Mereka betul-betul terlihat lebih segar dan bahagia. Kata orangtua mereka, kalau enggak ada yang mengantar, mereka marah dan sedih.

Dari situ, saya jadi bersemangat melatih mereka. Saya enggak mau mengecewakan mereka. Kebetulan, salah seorang dosen saya menjadi pelatih anak-anak spesial ini. Saya ketika itu masih menjadi atlet, suatu saat saya melihat mereka berlatih. Saya semakin ingin melatih mereka. Mereka juga menjadi sumber semangat saya untuk berlatih menjadi atlet. Mereka saja bersemangat saat berlatih, masak saya tidak?

Apa yang kemudian Anda lakukan?

Seiring berjalannya waktu, saya memang lebih tertarik menjadi pelatih. Saya ingin membantu anak-anak spesial ini untuk berprestasi. Saya kemudian mundur jadi atlet. Awal-awal menjadi pelatih, saya berkesempatan bertemu dengan Bapak Soerjadi Soedirdja, pelindung dan pembina Special Olympics. Dalam sebuah kesempatan, Ibu Soerjadi pernah bilang ke saya, bahwa mungkin melatih mereka adalah kunci surga buat saya. Di situ mata saya makin terbuka.

Anak-anak ini adalah manusia suci, orang lainlah yang mengotori mereka. Saya ingin menjadikan diri saya berguna bagi orang lain. Saya ikhlas membantu mereka, walau ketika itu masih menjadi relawan, tanpa digaji. Ternyata, saya mendapat kesempatan melatih tim atletik anak-anak spesial ini untuk menghadapi Special Olympics tahun 2007 di Beijing, Tiongkok. Saya menganggap itu adalah buah dari keputusan saya, itu adalah hadiah dari apa yang saya lakukan. Tuhan enggak pernah tidur ketika kita sudah ikhlas dalam melakukan sesuatu.

Dari Special Olympics inilah saya kemudian mendapat jalan untuk menjadi PNS di Kemenpora tahun 2008 melalui jalur prestasi. Alhamdulillah, saya lulus dari berbagai tes dan kemudian ditugaskan pada bidang Olahraga Layanan Khusus.

Dengan menekuni profesi ini, saya merasa hidup saya jadi semakin berwarna. Dengan adanya mereka, saya bisa berkarya. Saya bangga anak-anak ini bisa berprestasi di tingkat dunia.

(Anak-anak binaan Marini ini belum lama mengikuti ajang Special Olympics di Los Angeles, Amerika Serikat, dan berhasil pulang membawa 19 medali emas, 12 perak dan 9 perunggu. Khusus atletik, atlet-atlet tersebut menyumbang 1 emas, 2 perak dan 3 perunggu.)

Bagaimana tanggapan Anda melihat prestasi anak-anak ini?