NOVA.id - Ketika sedang bekerja di depan komputer kita merasa jenuh, seperti ingin mengemil sesuatu.
Sama halnya, ketika kita sedang menunggu anak pulang dari sekolah, tak ada pekerjaan rumah tangga lain yang harus dikerjakan.
Maka kita langsung menyambar remote tv, menontonnya sembari mengemil.
(Baca juga: Anak Perempuan Tewas Mengambang di Kali, Sang Ayah Justru Mengetahuinya dari Grup Facebook)
Tanpa sadar di setiap aspek kehidupan kita, kita sudah akrab dengan mengemil.
Hal ini didukung oleh hasil riset yang dilakukan Modelez International mengenai Pola Konsumsi Camilan Masyarakat Indonesia yang dilakukan terhadap 1.500 konsumen dewasa di Indonesia dan 500 orang ibu rumah tangga.
Rata-rata 1 dari 3 masyarakat Indonesia mengonsumsi lebih dari 3 camilan per hari yang dikonsumsi di antara waktu makan tiga kali sehari.
(Baca juga: Mulai dari Cara Instan Hingga Alami, Inilah 3 Tips Memiliki Tubuh Langsing Secara Mudah)
"Jadi total 6 kali orang Indonesia mengonsumsi makanan besar dan ngemil. Rata-rata dua per tiga orang ngemil ringan, satu per tiga orang ngemil, dan 3 orang ngemil berlebih," ucap Khrisma Fitriasari selaku Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia.
Sebenarnya apa yang mempengaruhi masyarakat Indonesia mengemil?
Pertama, bekerja terlalu lama.
(Baca juga: Bersihkan Plak dan Kuman di Mulut dengan Mouthwash? PDGI: Perhatikan Seksama Macam-Macam Mouthwash)
Rata-rata 11 jam masyarakat Indonesia bekerja termasuk pergi dan pulang kerja.
Pagi hari sebelum berangkat kerja, sebagai ibu kita pasti menyiapkan keperluan anak dan suami.
Menjelang pulang, kita terjebak macet, mau tak mau kita menyiapkan camilan untuk menunda lapar.
(Baca juga: Curhat pada Awkarin, Ternyata Ini Pengakuan Salmafina Sunan Tentang Gaya Hidupnya Sebelum Berhijab)
Kedua, faktor sosial dan emosional sebagai alat perekat interaksi dan aktivitas sosial.
Berdasarkan riset, 36% orang memakan camilan sendirian selebihnya bersama-sama dengan pasangan, keluarga, dan teman.
Mengobrol bersama sambil mengemil membuat kita tidak sadar sudah berapa camilan yang sudah dihabiskan.
(Baca juga: Waspada! Ini Dia Daftar Nama Tempat Hiburan Malam yang Terindikasi Jadi Tempat Peredaran Narkoba)
Sama halnya ketika kita menonton bioskop atau menonton televisi di rumah.
Melihat fenomena ini, ada baiknya kita melakukan ngemil cermat sehingga tidak ada rasa bersalah ketika mengemil.
Langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah cek sinyal tubuh.
(Baca juga: Sering Mengabaikan Kesehatan Organ Ini, Yuk Konsumsi 5 Jenis Makanan Berikut Agar Hati Sehat!)
"Dalam istilah snack kita biasanya harus mengecek apa yang terjadi di tubuh kita terutama ada 3 sinyal yang ada di tumbuh kita," kata Tara de Thouars, ahli psikologis klinis.
Sinyal tubuh tersebut berada di mulut, hati atau dada, dan perut.
Tara menjelaskan, kalau kita mengecek sinyal tubuh sebelum ngemil kita dapat merasakan apakah mulut saya terasa sepat atau kering dan lain sebagainya.
(Baca juga: Ternyata Inilah Rahasia Panjang Umur dan Awet Muda, Caranya Konsumsi 5 Makanan Ini)
Jika kita merasa sedang stres dan membutuhkan sesuatu untuk sedikit mengobati perasaan, berarti sinyal hati sedang bekerja.
Sedangkan sinyal perut, ketika kita merasakan perih berarti kita butuh mengemil sementara perut kita mengatakan merasa penuh berhentilah mengemil.
"Sinyal lain yang sebenarnya boleh kita dengarkan tetapi tidak jadi patokan adalah sinyal mata dan telinga," tambah Tara.
(Baca juga: Usai Berhubungan Seks Ala 'Fifty Shades of Grey', Perempuan Ini Alami Hal yang Memilukan)
Menurut Tara, sinyal yang berasal dari mata dan telinga tidak menimbulkan sensasi.
Seperti misalnya, ketika melihat camilan mata kita tertarik untuk mengambilnya namun mulut, hati, dan perut tidak merasakan apa-apa.
Jika pernah mengalami hal tersebut sebaiknya kita berhati-hati dan memikirkan lagi untuk ngemil.
(Baca juga: Ini Dia 5 Rahasia Mengapa Mie Instan di Warkop Lebih Nikmat Dibanding Buat Sendiri)
Berlaku juga untuk sinyal telinga, terutama ketika teman mensugesti kita untuk mengambil camilan.
Jika kita makan sesuatu karena mendengar sesuatu bisa jadi itu bukan keputusan yang tepat.
Hal tersebut menyebabkan pola makan implusif atau makan yang tidak ada tujuan.
(Baca juga: Yuk, Mulai Sekarang Biasakan Anak Menggosok Gigi, Jangan Sampai Lalai, Efeknya Bisa Bahaya, lho!)
Langkah kedua adalah relaksasi.
Kalau kita sudah tahu tujuan ngemil apa maka selanjutnya kita menimbang keputusan kita untuk mengemil sudah betul atau belum.
Menurut Tara, masalahnya orang cenderung implusif - tidak memikirkan sebelum bertindak, sehingga ada baiknya kita berpikir dahulu sebelum bertindak agar keputusan menjadi objektif.
(Baca juga: Susah Tidur Nyenyak Malam Ini? Yuk, Cobain Deh Tips Senam Berikut, Siapa Tahu Tidur Jadi Lebih Nikmat!)
"Intinya adalah emosi dan logika tidak mungkin jalan bersamaan. Kita harus make sure kalau kita tidak dipengaruhi oleh emosi," ucap Tara.
Untuk mengelola emosi ini kita bisa relaksasi dengan cara melakukan pernapasan.
Tarik dan buang napas sembari memutuskan mengemil camilan ini tepat buat saya atau tidak.
(Baca juga: Ketiak Hitamnya Tertangkap Kamera, Cita Citata Justru Tak Minder dan Malah Mengagumi Sosok Ini)
Sehingga keputusan apapun yang sudah kita buat tidak menimbulkan perasaan bersalah.
Langkah ketiga adalah mindful eating.
Mindful eating atau makan dengan sadar menjadi penting karena beberapa dari kita yang memiliki kelebihan berat badan makan terlalu cepat.
(Baca juga: Sanking Asyiknya Bermain Ponsel Sambil Berjalan, Nyawa Perempuan Ini Hampir Melayang)
"Pada saat orang makan terlalu cepat dia tidak bisa merasakan apa yang terjadi di mulut," kata Tara.
Dampaknya makanan yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Tidak hanya makan terlalu cepat ternyata makan sambil melakukan aktivitas lain juga harus kita hindari.
(Baca juga: Lihat Sang Istri Meninggal Usai Ditabrak, Ekspresi Suaminya Bikin Kagum Warganet)
Tara mengatakan, kita menjadi tidak fokus pada apa yang kita makan tetapi malah pada kegiatan kita.
Jadi, makan dengan mindful melibatkan 5 panca indera agar jauh lebih terasa.
Langkah keempat adalah tunggu sebentar.
(Baca juga: Usai Operasi Endometriosis, Zaskia Sungkar Justru Harus Lakukan Hal Ini)
Kalau sudah selesai mengemil, tiba-tiba kita ingin menambah?
Jika seperti itu, ada baiknya menunggu 10-15 menit agar perut kita dapat mengirim sinyal ke otak, apakah sudah kenyang atau belum.
"Itu sebabnya kenapa kalau kita makan terlalu terburu-buru habis makan satu porsi rasanya masih lapar, karena perutnya belum mengirimkan sinyal ke otak," jelas Tara.
(Baca juga: Nadya Almira Sindir Pelakor Suaminya, Fakta Mengejutkan Bikin Warganet Panas Dingin)
Sembari menunggu kita bisa melakukan pernapasan dan menimbang apakah saya mengemil karena mendesak atau tidak.
Langkah kelima adalah bersyukur.
Penyebab rasa bersalah mengemil muncul karena kita kurang bersyukur.
"Apapun yang sudah masuk ke perut kita, syukuri untuk apa disesali berikutnya kita buat rencana agar tidak menyesal lagi," tutupnya.(*)
Cecilia Ardisty