Perlu Dikenali, Inilah Ciri-Ciri Tubuh Saat Kelebihan Konsumsi Gula

By Winggi, Senin, 8 Januari 2018 | 06:30 WIB
Konsumsi gula berlebih (istock) (Winggi)

NOVA.id- Gula merupakan makanan favorit yang sangat digemari semua orang. 

Hampir semua makanan mengandung gula. 

Meski menjadi favorit, asupan gula menjadi masalah besar yang dapat menyebabkan kesehatan utama terganggu, seperti diabetes dan penyakit jantung. 

(Baca juga: Tak Lagi Gagal Bikin Scrambled Egg Ala Barat Bila Tahu Resepnya Ini)

Selain itu, sebelum kita terserang penyakit tersebut ternyata ada tanda-tanda dimana kita tubuh kita mengalami kelebihan gula. 

Tentu saja hal ini harus diperhatikan sebelum kita mendapatkan masalah yang lebih serius. 

(Baca juga: Dari Tangisan Pilu Sampai Surat dari Tahanan, Ingatkah 4 Momen Romantis Ahok dan Veronica Tan ini ?)

Menurut Brooke Alpert, MS, RD, CDN, pendiri B-Nutritious dan anggota American Dietetic Association, kita harus memperhatikan perubahan tubuh untuk mengetahui apakah gula yang kita asup sudah berlebih atau tidak. 

Melansir Marie Claire, berikut tanda-tanda dimana tubuh mengalami kelebihan gula 

(Baca juga: Pergi Nge-gym Bareng, Begini Penampilan Justin Bieber dan Selena Gomez)

1. Kecanduan gula 

Saat kita tidak puas mengonsumsi gula, semakin kita memakannya. 

Namun hal ini bisa menyebabkan tubuh mendapatkan masalah. 

"Dengan mengonsumsi makanan tinggi gula, menyebabkan respons hormonal di tubuh Anda seperti ombak, ini membawa Anda ke atas dan kemudian Anda jatuh dan memicu tubuh Anda menginginkan lebih banyak gula," kata Alpert.

Jika kita menginginkan sesuatu yang manis jangan mengabaikannya, karena ada kemungkinan hasrat kita adalah pertanda dimana masalah besar akan muncul. 

(Baca juga: Ahok Dikabarkan Gugat Cerai Veronica Tan, Begini Reaksi 4 Orang Terdekat Ahok)

2. Membutuhkan lebih banyak gula untuk memuaskan diri

Masalah lain adalah jika mendapati diri kita tidak puas dengan jumlah gula pada makanan tertentu. 

Alpert menyebutnya sebagai overkill gula. 

(Baca juga: Bila Jari Kaki Kerap Kram, Inilah yang Perlu Kita Lakukan)

3. Berat badan bertambah 

Jika kita merasa berat badan naik, cobalah untuk mengurangi gula pada makanan kita. 

"Kelebihan gula adalah kelebihan kalori, dan karena tidak memiliki protein atau serat, itu tidak membuat Anda kenyang - jadi Anda tetap mengonsumsinya," kata Alpert.

"Bila Anda memasukkan gula, tubuh Anda diminta memproduksi lebih banyak insulin [dan] seiring berjalannya waktu, output yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin." jelasnya lagi. 

(Baca juga: Ahok Pernah Bertengkar dengan Veronica Tan, Sempat Singgung Selingkuhan Begini Kejadiannya!)

4. Mengalami mood yang berubah-ubah

"Gangguan gula darah yang terjadi saat mengurangi gula  bisa menyebabkan perubahan suasana hati dan membuat Anda merasa pemarah," kata Alpert.

Perlu diketahui, menurut Prevention.com asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan risiko depresi yang lebih tinggi karena gula dapat meningkatkan tingkat peradangan di seluruh tubuh.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh The JAMA Network pada tahun 2015 menemukan bahwa pasien yang mengalami depresi secara klinis memiliki tingkat peradangan otak yang 30% lebih tinggi.

(Baca juga: Rintihan Hati Warganet Menanggapi Isu Gugatan Cerai Ahok-Veronica)

5. Masalah kulit 

Jika mengonsumsi gula berlebihan juga bisa mempengaruhi kesehatan kulit. 

Kulit bisa mengalami masalah seperti jerawat, kering , dan lainnya. 

"Beberapa orang sensitif untuk mendapatkan lonjakan insulin dari asupan gula, yang dapat memicu turunnya hormonal yang dapat menyebabkan seperti jerawat atau rosacea," kata Alpert.

(Baca juga: 3 Tahun Berpisah, Sunu Matta Akhirnya Akur dengan Suci, Istri Sahnya? Ini Buktinya)

6. Gigi bolong atau berongga

Inilah mengapa orang tua melarang anaknya untuk tidak mengonsumsi makanan manis berlebihan. 

Gula bisa menyebabkan kita akan sering pergi ke dokter gigi. 

"Ketika bakteri menurunkan partikel makanan di antara gigi, asam diproduksi, yang menyebabkan kerusakan gigi," kata Alpert. 

Asam yang dilepaskan dari partikel makanan terkombinasi dengan air liur di mulut dan kemudian membentuk plak. 

Jika plak tersebut tidak disikat, gigi bisa mengalami pembusukan. (*)