NOVA.id - Memiliki miss v mulus tanpa rambut-rambut halus kemaluan ternyata memiliki banyak risiko kesehatan.
Meski terlihat bersih dan nyaman, namun menghilangkan rambut halus di daerah organ intim sebenarnya akan mempermudah virus, bakteri, dan parasit masuk.
Jika tak mau tertular penyakit kelamin dan risiko kesehatan, sebaiknya tak perlu rajin-rajin memangkas rambut miss v.
Menurut Dr Vanessa Mackar, Konsultan Obstetrician dan Ginekolog dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists, Inggris, melansir dari Kompas.com, rambut kemaluan yang berada di sekitar vagina mempunyai tugas penting bagi kesehatan vagina.
Menurutnya, "Rambut kemaluan menjadi penghalang alami untuk menjaga kebersihan, untuk mengurangi kontak dengan virus dan bakteri, dan untuk melindungi kulit halus vulva,"
Rambut kemaluan juga berfungsi untuk mencegah partikel asing seperti debu dan bakteri patogen bisa masuk ke tubuh melalui daerah kemaluan.
Baca Juga : Kini Miliki Keluarga Masing-Masing, Adly Fayruz Pernah Akui Kangen Dibangunkan Sahur Shireen Sungkar
Selain itu, rambut di area vagina juga membantu mengontrol kelembaban area yang menurunkan risiko infeksi jamur.
Hal senada diinformasikan dengan lengkap oleh MayoClinic.org.
Menurut Mary Marnach, M.D, yang menjawab pertanyaan masyarakat mengenai mencukur rambut kemaluan miss v, tidak ada alasan medis atau higienis untuk menghilangkan sebagian atau seluruh rambut kemaluan seorang perempuan.
Baca Juga : Ungkap Dirinya Mualaf, Alasan Titi DJ Masuk Islam Buat Bucek Depp Kaget: Saya Nggak Minta, lo!
Jika rambut kemaluan atau bulu kemaluan dicukur atau di waxing, selain prosesnya menyakitkan, juga bisa menyebabkan banyak efek samping yang tidak banyak diketahui perempuan, yaitu:
1. Vagina atau area vagina menjadi gatal. Malah bisa menyebabkan gatal yang parah.
2. Kelamin perempuan alias vagina, jika mencukurnya dengan waxing bisa saja mengalami luka bakar karena waxing.
Baca Juga : Ini Persiapan Wajib Buat Ibu-Ibu yang Sering Antar Jemput Anak Sekolah Naik Motor
3. Sangat bisa mengalami abrasi atau luka selama pencukuran atau waxing.
4. Bisa muncul tunggul, ruam, benjolan, dan rambut tumbuh ke dalam.
5. Sangat mungkin akan terjadi Infeksi bakteri.
Baca Juga : Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini
6. Berpeluang besar risiko tertular atau menularkan infeksi virus, seperti herpes simplex atau HPV, karena luka atau iritasi kulit yang membuat kulit lebih rentan.
Untuk diketahui, rambut kemaluan di daerah genital juga membantu meminimalkan kontak kulit dengan seseorang yang mungkin sudah memiliki penyakit menular seksual.
Mackar pun mengingatkan, jika mencukur rambut kemaluan wanita bisa berisiko iritasi dan membuat folikel rambut yang tertinggal terinfeksi, bahkan, juga dapat meninggalkan luka mikroskopis.
Baca Juga : Terbakar Cemburu, Nagita Slavina Tak Suka pada Mantan Kekasih Raffi Ahmad Ini hingga Rieta Amilia Tahu
Baca Juga : Dimas Beck Ulang Tahun, Ririn Ekawati Titipkan Bunga Lalu Kabur, Ada Apa?
Mencabut rambut kemaluan pun dapat menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi, bahkan, dapat menimbulkan rasa sakit yang berakibat pada infeksi atau radang, atau yang dikenal dengan folikulitis.
Baiknya jika ingin mencukur rambut kemaluan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul Jangan Cukur Rambut Kemaluan Wanita, Risikonya Tak Seindah Apa yang Kita Lihat
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR