“Instagram hampir sama seperti menipu dan mengkloning. Pertama sih banyaknya mengkloning seolah-olah itu adalah akun asli, tapi kemudian dia jualan yang lain.
Bisa untuk jualan beneran dan menipu juga,” ungkap Heru.
Sedihnya, jika ada yang punya akun palsu sekadar untuk tempat perlindungan, ujungnya malah lebih asli di akun palsu, lalu memalsukan citra diri di akun asli.
Asalkan tak sampai lebih jauh lagi, apakah bisa dibilang tak menyakiti diri? (*)
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR