Dalam presentasinya mengenai Memahami Immunoterapi Kanker yang diselenggarakan AJI bersama Roche di Jakarta, Sabtu (24/11), dr. Arif Riswahyudi Hanafi, SpP(K), dokter spesialis paru Rumah Sakit Kanker Dharmasis mengibaratkan begini.
Tubuh adalah negara dan sel kanker adalah para penjahat negara/mafia yang menyerang.
Sedangkan sel imun adalah hakimnya.
Para mafia ini berusaha mengakali para polisi dan hakim untuk tidak menyerangnya., caranya, mafia akan memberikan uang atau sogokan.
Dalam hal ini si mafia akan melepaskan molekul-molekul inhibitor yang menutup mata sel imun, alhasil, para mafia bisa hidup aman dan berkembang.
Maka itu, kita perlu sebuah cara untuk melepaskan ikatan-ikatan yang terjalin tadi dan memperkuat posisi dan fungsi polisi dan hakim untuk bisa mengenali dan menyerang datangnya mafia.
Baca Juga: 5 Manfaat Jus Kurma: Cegah Kanker hingga Bantu Tingkatkan Berat Badan
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR