NOVA.id - Barbie Kumalasari diketahui hadir di sidang lanjutan kasus ikan asin sebagai saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Senin (10/02).
Menurut Barbie, ia wajib hadir dan memberi keterangan terkait kasus yang membuat suaminya duduk di kursi terdakwa.
“Iya, aku hari ini dipanggil sebagai saksi dalam kasus ikan asin, jadi memang wajib untuk hadir,” katanya ditemui sebelum sidang.
Barbie Kumalasari mengaku tidak memiliki persiapan khusus jelang dirinya menjadi saksi.
Pasalnya, ia masih disibukkan dengan aktivitas sebagai penyanyi.
Sambil menanti sidang dimulai, Barbie sempat menemui Galih di ruang tahanan.
Bersama tim kuasa hukum Galih, Barbie berada di ruang tahanan selama 20 menit.
Karena waktu yang singkat tersebut, Barbie dan Galih tidak banyak berbincang, apalagi petugas segera meminta Barbie keluar.
Dalam pertemuan singkat itu, Barbie mendapat pelukan dari Galih.
Selain itu, Barbie juga mengatakan bahwa Galih juga menyampaikan permintaan maaf atas ucapan dan tindakannya yang membuatnya tersinggung tempo hari.
Perkataan Galih itulah yang sempat membuat Barbie terpikir untuk bercerai dari Galih.
“Iya tadi ketemu Galih, sudah lihat sendiri tadi dipeluk sama dia lama, ya sudahlah, dia minta maaf, kemarin kan ada omongan yang menurut aku aku enggak nyaman,” kata Barbie dikutip dari Tribunnews (10/02).
“Gitulah, omongan kayak anak kecil yang enggak penting. Tapi menurut aku enggak pantas aja dia ngomongin itu,” katanya.
Melansir Kompas.com, kasus ikan asin bermula dari Fairuz A Rafiq yang pada 1 Juli 2019 melaporkan Galih Ginanjar, Rey, dan Pablo atas tuduhan pencemaran nama baik melalui media sosial.
Galih dinilai menghina Fairuz dalam video yang diunggah di akun YouTube milik Rey dan Pablo.
Hinaan tersebut salah satunya terkait bau ikan asin. (*)
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR