Volunteer yang sehat dipilih dengan hati-hati, berumur 18-55 tahun, akan menerima dosis yang lebih besar dari yang lain untuk menguji seberapa kuat vaksin tersebut.
Para peneliti akan mengamati setiap efek samping dan melakukan tes darah untuk mengetahui pengaruh vaksin terhadap sistem imun.
“Kami tidak tahu apakah vaksin ini bisa memicu respon imun, atau apakah vaksin ini aman. Itu mengapa kita melakukan uji coba,” ungkap Dr. Lisa.
Baca Juga: Hindari Penularan Corona Virus, Ajak Anak Belajar di Rumah Pakai Cara Ini
Saat ini bukanlah saat di mana kita bisa memberikan vaksin ini kepada umum, tambahnya.
Kebanyakan penelitian mengenai vaksin ini fokus pada sejenis protein yang dijuluki ‘spike’ yang ada pada permukaan corona virus dan memasuki sel tubuh manusia.
Bila protein bisa dihalangi, maka akan mencegah infeksi.
Baca Juga: Tips Edukasi Virus Corona ke Anak-Anak: Berikan Pemahaman dan Jangan Buat Cemas
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Time |
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR