Meski begitu, tak usah panik.
Pasalnya, menurut dr. Jaka, kondisi manifestasi dari peradangan akibat infeksi virus corona ini angka kejadiannya tergolong kecil.
“Ini adalah manifestasi yang sebenarnya tidak langsung. Jadi, bukan karena virusnya yang menyerang otak. Karena ada beberapa penelitian yang melakukan pemeriksaan di otak pada pasien-pasien yang tidak sadar dan dalam gejala, ternyata virusnya enggak ada di sana. Jadi, ini kayak efek sampinglah akibat infeksi ini. Dan sebenarnya angkanya juga enggak banyak, di bawah 10 persen, ya, tiga sampailima persenlah. Tapi, memang kasus itu ada,” jelas dr. Jaka.
Baca Juga: Agar Tidak Memicu Sakit Lambung, Ini Waktu yang Baik untuk Meminum Kopi saat Puasa di Bulan Ramadan
Maka itu, menurut dr. Jaka, seseorang yang sedang menjalani perawatan akibat Covid-19 pun harus selalu diperiksa kekentalan darahnya dan dilakukan pemantauan agar tak menjadi sumber kematian lainnya.
Bahkan, sampai pasien sembuh dan kembali pulang ke rumah.
Eits, tapi jangan juga langsung menstigma kalau ada orang yang stroke atau serangan jantung mendadak adalah karena Covid-19, ya.
Baca Juga: Ini Cara Pasien Penyakit Kronis Berobat dan Konsultasi di Kala Pandemi
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR