NOVA.id - Virus corona hingga detik ini masih menjadi momok yang mengerikan bagi seluruh dunia.
Termasuk juga di Tanah Air kita, Indonesia.
Tak heran jika banyak masyarakat menjadi lebih khawatir akan segala hal yang mungkin berpotensi bisa menularkan virus mematikan ini.
Baca Juga: Pilu, Bayi PDP Covid-19 Usia 4 Bulan Ini Meninggal Dunia, Orangtuanya Terpaksa Diisolasi di Kebun!
Seperti kabar yang baru-baru ini beredar di publik menganai penularan virus corona melalui makanan beku atau yang juga dikenal dengan frozen food.
Dikutip dari Pos-Kupang.com, hal itu merupakan buntut dari lonjakan infeksi yang ditemukan di pasar makanan grosir besar di Beijing, Cina.
Rupanya, setelah ditelusuri, virus itu ditemukan pada talenan yang digunakan untuk memotong salmon impor.
Baca Juga: Data Garmin: Penurunan Aktivitas Fisik Selama Pandemi Covid-19 Turun Signifikan
Perkembangan itu mendorong para pejabat untuk memperingatkan orang-orang agar tidak makan salmon mentah, meski penularan awal wabah belum jelas.
Lantas apakah benar virus corona bisa menularkan melalui makanan beku?
Dikutip dari Sky News, berikut jawaban dari serangkaian ahli tentang risiko infeksi akibat makan atau menangani makanan beku.
Baca Juga: Masuki New Normal, Jangan Lagi Sepelekan Flu pada Anak yang Bisa Picu Hal Ini
Wu Zunyou, kepala Epidemiolog dari Pusat Pencegahan Pencegahan Penyakit China, mengatakan virus corona bisa bertahan di makanan beku.
Menurutnya, virus corona bisa bertahan hingga tiga bulan dalam makanan beku.
Pihaknya juga mencurigai barang-barang yang terkena kontaminasi virus bisa menjadi sumber wabah baru.
Namun, dia mengatakan penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan.
Sebab, mungkin saja ada orang yang terinfeksi yang tiba di Beijing dan menyebarkannya.
Jin Dong-Yun, seorang profesor virologi di Universitas Hong Kong juga memberikan tanggapannya.
Menurutnya, penularan virus melalui makanan beku biasanya melibatkan virus berbeda.
Yaitu virus seperti rotavirus dan virus hepatitis A yang ditularkan melalui saluran pencernaan.
"Ini biasanya terjadi saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi."
"Bukan rute melalui virus pernapasan yang menulari orang," ujarnya.
Ia mengatakan, SARS-CoV-2 tidak diketahui ditularkan melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi.
"Perlu penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan apakah seseorang dapat tertular virus corona baik dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau melalui konsumsi makanan langsung," jelasnya.
Baca Juga: Bantu Atasi Penyebaran Pandemi Corona, Herbalife Nutrition Salurkan Bantuan APD
Eyal Leshem, Direktur Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis, Pusat Medis Sheba, Israel memberikan pendapatnya.
Eyal mengatakan tidak ada bukti apakah penularan virus corona bisa melalui makanan.
"Tidak ada bukti penularan virus corona baru melalui makanan, wadah makanan atau kemasan makanan."
"Sebagian besar infeksi terjadi karena kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi," paparnya.
Meski begitu, ia membenarkan infeksi dari makanan segar seperti daging dan ikan dapat terjadi.
Namun, hal itu ketika pekerja dapur atau pelayan pergi bekerja saat sakit dan menyentuh makanan, sehingga menularkan virus.
"Kami pikir risiko dari makanan beku sangat rendah ketika pedoman persiapan makanan yang tepat disimpan," tambahnya.
Paul Tambyah, presiden Masyarakat Mikrobiologi Klinik dan Penyakit Menular Asia Pasifik menjelaskan tanggapannya.
Menurutnya, kelompok peneliti dari Hong Kong menunjukkan kelangsungan hidup virus secara signifikan diubah oleh suhu dan kelembapan.
"Dikatakan dalam laporan awal bahwa virus hanya dapat bertahan selama sehari di 37C (98F), dibandingkan dengan seminggu pada 22C (71F) dan lebih dari dua minggu pada 4C (39F)."
"Data terkait dengan permukaan benda mati yang padat, bukan daging."
"Saya agak skeptis wabah di pasar ini sebenarnya terkait dengan sumber yang jauhnya ribuan mil dibawa melalui makanan beku," pungkasnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Pos-Kupang.com |
Penulis | : | Nadia Fairuz Ikbar |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR