NOVA.id – Dalam kehidupan masyarakat modern seperti sekarang, isu keberlanjutan dan kelestarian lingkungan menjadi semakin mendesak.
Tantangan terkait substitusi sumber energi fosil dengan sumber energi terbarukan, serta penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan dalam aktivitas keseharian merupakan hal yang harus dihadapi dan disiasati dengan baik.
Investasi bisnis pengembangan sumber energi terbarukan dan produk ramah lingkungan juga akan berperan sangat penting dalam usaha tersebut.
Penggunaan energi fosil tidak akan bertahan selamanya.
Jumlah sumber daya alam yang terbatas mengharuskan masyarakat dan pemerintah mulai beralih ke potensi energi terbarukan.
Tidak dalam skala kecil, pengembangan energi terbarukan ini akan cukup mendominasi industri ke depan.
Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) meluncurkan Global Renewables Outlook yang menunjukkan, investasi energi terbarukan akan menguntungkan dalam jangka panjang.
Global Renewables Outlook menunjukkan fokus investasi energi yang berubah akan meningkatkan lapangan kerja bidang energi terbarukan jadi 42 juta secara global pada 2050, atau empat kali lebih banyak dibandingkan sekarang.
Dikutip dari Mongabay, secara keseluruhan, 30 tahun mendatang, pekerjaan energi akan mencapai 100 juta, atau 40 juta lebih dari saat ini.
Baca Juga: Ikuti Tren Industri Makanan, Mahasiswa Kampus Ini Ciptakan Produk Pangan Baru
Pemerintah tidak mengubah rencana target investasi jangka panjang untuk EBT sekitar 17,8 miliar dolar AS hingga 2024.
Di sisi lain, minat investor memberikan pendanaan untuk pembangunan EBT cukup tinggi seiring dengan tren global yang gencar mengkampanyekan gerakan pelestarian lingkungan.
Selain dukungan dana, kemampuan teknis juga menjadi kunci dalam pembangunan energi baru terbarukan di Indonesia.
Oleh karena itu, Universitas Prasetiya Mulya dengan S1 Renewable Energy Engineering akan berperan sebagai tenaga ahli, dari sisi analisis dan teknis pengelolaan sumber energi terbarukan yang bisa berasal dari air, angin, geothermal, ombak, sampah, dan lainnya.
S1 Renewable Energy Engineering akan menjawab kebutuhan global ini dengan kurikulum yang komprehensif.
Mahasiswa akan belajar melalui simulasi, eksperimen, dan prototipe rekayasa energi berbasis komputer.
Mereka belajar pemrosesan bahan baku pengelolaan sumber daya, pembangkit listrik, efisiensi energi, dan konservasi dan akan terlibat dalam proyek eksperimental dari skala pilot hingga skala industri serta dilengkapi dengan kewirausahaan teknik melalui kursus manajemen energi dan uji coba pra-komersial.
Terdapat empat peminatan dalam Program S1 Renewable Energy Engineering, yakni Solar Photovoltaic, Bioenergy, Fluid Structure Interaction, dan Energy Management.
Mahasiswa akan mengikuti mata kuliah Renewable Energy Project pada semester empat dan enam.
Baca Juga: Penjualan Emas Terus Naik, Hartadinata Perluas Penjualan ke E-commerces
Bukan belajar teori di kelas, mahasiswa akan menghabiskan satu semester penuh mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dalam proyek atau eksperimen laboratorium.
Untuk menuntaskan tugas proyek dengan baik tentu saja harus didukung fasilitas yang menunjang.
Collaborative STEM lab Prasetiya Mulya merupakan gedung laboratorium tujuh lantai yang merumahi wahana pembelajaran mahasiswa.
Sejumlah alat besar yang bisa dimanfaatkan mahasiswa S1 Renewable Energy Engineering antara lain adalah Solar Simulator, Gas Chromatography, High Performance Liquid Chromatography, Bomb Calorimeter, Scanning Electron Microscope, Material Testing, serta software simulasi energi seperti Aspen dan Ansys.
Selain energi terbarukan, penggunaan produk yang ramah lingkungan dalam aktivitas keseharian masyarakat modern juga akan mendukung keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.
Terjadinya pandemi covid-19 seperti saat ini semakin menyadarkan akan pentingnya peran produk dan aktivitas manusia yang tidak mencemari lingkungan.
Baca Juga: Pengamat Pendidikan: Tanpa Disadari, Kita Paksa Anak ke Era Digital
Kampanye menjadikan bumi kembali hijau sering digaungkan melalui berbagai platform media, sehingga muncul tren baru untuk membuat dan menggunakan produk hemat energi dan ramah lingkungan seperti reusable waste bag, eco touch-screen computer, recyclable toothbrush, dan produk yang menggunakan material yang dapat terurai secara alami.
Universitas Prasetiya Mulya melalui program studi S1 Product Design Engineering melakukan pengembangan dalam menghasilkan produk inovatif yang bermakna, di mana salah satu makna yang relevan saat ini adalah nilai hemat energi dan ramah lingkungan.
Pada program studi ini, mahasiswa mengeksplorasi pengembangan produk teknologi berdasarkan lima lapisan fundamental dalam desain, yaitu aesthetics, interaction, performance, construction, dan meaning atau value.
Baca Juga: Punya Prediksi Baru, Ridwan Kamil Sebut Aktivitas di Sekolah Baru akan Mulai pada Januari 2021
Mata kuliah terkait kelima lapisan tersebut antara lain adalah Fundamentals of Drawing dan Product Visualization (mewakili aesthetics), Design for Interaction (mewakili interaction), Statics, Dynamics, dan Energy, Fluids, and Heat (mewakili performance), Materials and Design dan Manufacturing Methods (mewakili construction), serta Design for Meaning (mewakili value atau meaning).
Mata kuliah lain seperti Product Design and Development dan Business Innovation akan memberikan wawasan mengenai alur pengembangan beserta aspek bisnis dan kewirausahaan.
Selain itu, mata kuliah Design for Social Innovation dan Design for Environment akan memperkaya pengetahuan mahasiswa dalam aspek keberlanjutan dari sebuah produk, yaitu terkait dengan tanggung jawab sosial dan dampak produk terhadap lingkungan.
Baca Juga: Pintar Atur Uang: 3 Hal yang Harus Dipikirkan Single Parent Saat Siapkan Dana Pendidikan Anak
Mereka mempraktikkan ilmu-ilmu tersebut dan mewujudkannya ke dalam sebuah prototype produk teknologi, misalnya produk konsumen & home appliances, produk assistive technology & medical devices, produk transportasi.
Prototype diwujudkan misalnya dalam mata kuliah Design Project.
Mata kuliah ini tersedia 4 kali di semester 4-7, masing-masing dengan tema produk yang berbeda.
Misalnya, mahasiswa akan membuat produk dengan nilai social innovation tinggi atau produk ramah lingkungan.
Peralatan dan fasilitas yang tersedia untuk menunjang perkuliahan dan pembuatan produk mahasiswa antara lain adalah 3-axis Vertical Milling CNC, Design Assembly Room, 10-kN Universal Testing Machine, Fused Deposition Model 3D printer, stereolithography 3D printer, 3D scanner, Augmented Reality headset, Virtual Reality headset, Physical Ergonomics Lab, Virtual Laboratory (Solidworks & Autodesk CAD & CAE software), dan High Performance Computing Cluster.
Program Studi S1 Product Design Engineering memiliki kerjasama dengan perusahaan seperti Vivere dan Dynapack.
Selain itu S1 PDE juga berkolaborasi dalam penyelenggaraan student exchange jangka pendek dengan Singapore University of Technology and Design dalam bidang Design and Entrepreneurship, serta terdaftar sebagai afiliasi perguruan tinggi di Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII).
Industri Energi Baru Terbarukan dan produk ramah lingkungan dalam pengembangannya juga mengandalkan peran investasi.
S1 Finance & Banking Universitas Prasetiya Mulya berperan sebagai ahli investasi dalam mengalokasikan aset mana yang memberikan profit dari bisnis energi terbarukan tersebut.
Baca Juga: Makanan Rumah Dijamin Bersih dan Sehat? Ini 5 Cara Memastikannya!
Lebih dari 70% kurikulum di S1 Finance and Banking mengacu pada Certified Financial Analyst (CFA), sertifikasi profesi prestisius di bidang investasi dan keuangan yang diakui secara internasional.
Besarnya persentase tersebut menjadikan Prasetiya Mulya sebagai satu dari 4 universitas di Indonesia yang bergabung dalam CFA Affiliation Program.
Mahasiswa juga memiliki keuntungan dapat mengakses, membandingkan, dan menganalisa laporan keuangan perusahaan manapun di seluruh dunia secara lengkap melalui Bloomberg terminal, software penyedia data dan berita pasar secara real time dan global.
Dari semasa kuliah, mahasiswa langsung tahu rasanya jadi seorang profesional.
Dalam mata kuliah Security Analysis, mahasiswa menganalisa saham, melihat prospeknya dan membuat keputusan untuk 1 tahun ke depan terhadap saham tersebut.
Kemudian dalam Credit Management, mahasiswa akan belajar membuat produk untuk kredit retail dan juga membuat proposal untuk kredit korporasi.
Mata kuliah Asset Management, berkelompok dengan teman sekelas mahasiswa akan diberikan sejumlah budget semu dan melakukan simulasi pengelolaan dana.
Baca Juga: Ahli Ungkap Anak Bisa Terkena Alergi Susu Sapi, Seperti Apa Gejalanya?
Pada akhir semester, mahasiswa harus mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tak jarang di hadapan tamu spesial seperti pihak Bank Sinarmas atau Mandiri Manajemen Investasi (MMI).
Layaknya seorang pemain akrobat , ahli investasi dan keuangan harus jago memutar atau melempar aset agar sebuah bisnis dapat berjalan dan profit.
Nah, investasi besar dalam industri Energi Baru Terbarukan serta dukungan produk yang hemat energi dan ramah lingkungan akan berujung pada perbaikan bumi.
Transisi ini menjanjikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ke tingkat yang lebih baik.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR