Tak jarang, dia melakukan diet dan olahraga agar tubuhnya tetap sehat dan terjaga.
Tapi, tetap saja masih banyak orang beranggapan kalau body positivity itu mengajarkan kita untuk menjalankan gaya hidup tidak sehat.
Kenapa salah kaprah ini bisa berkembang?
Baca Juga: Anak Dibully Temannya, Ini Saran dari Psikolog untuk Orangtua
Kalau menurut Floranita Kustendro, C.Ht, Coach NLP, konselor keluarga dan hipnoterapis klinis dan pendiri komunitas Body Positivity Indonesia, salah kaprah ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mendalam tentang body positivity.
“Body positivity itu merupakan kampanye untuk mengajak individu agar tidak hanya melihat seseorang dari bentuk tubuh, gender, warna kulit saja, tapi menilai dari bicara, berperilaku, dan berpikir. Sebenarnya lebih ke situ,” ujar Floranita.
Adanya gerakan ini juga ingin mengajak orang untuk tidak memandang tubuhnya buruk, karena merasa berbeda dengan standar kecantikan secara umum.
Baca Juga: Keriting Itu Cantik! Yuk, Ikut Gerakan Kriwil.id Biar Kamu Makin PD
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR