NOVA.id - Asuransi penyakit kritis memiliki manfaat yang penting.
Yaitu bisa menjadi perlindungan bagi kita yang berisiko memiliki penyakit kritis yang akan diperoleh setelah didiagnosis mengidap penyakit yang sangat berbahaya oleh dokter.
Dilansir Finansialku.com, biasanya penyakit kritis paling umum dilindungi oleh perusahaan asuransi, yakni stroke, kanker, jantung, diabetes, TBC, ginjal, dan hepatitis.
Sebelum memilih produk asuransi penyakit kritis, kita perlu memperhatikan beberapa hal tertentu agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan perusahaan asuransi dan salah dalam menentukan pembelian asuransi.
Perencana keuangan Finansialku.com Maryadi Santana, CFP®, QWP® membagikan tips memilih asuransi penyakit yang tepat, berikut caranya.
1. Kenali diri sendiri akan risiko penyakit kritis
Risiko penyakit kritis bisa disebabkan karena keturunan atau gaya hidup yang timbul dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus segera disadari.
Jika kita memiliki keluarga generasi sebelumnya yang memiliki penyakit turunan, sebaiknya kita memiliki asuransi penyakit kritis.
Perlu dicatat, kemungkinan besar pengajuan akan ditolak jika tertanggung pernah mengalami atau didiagnosis penyakit kritis sebelum membeli produk asuransi.
Baca Juga: Asuransi Digital Jadi Tren 2022, Yuk Simak Untung dan Risikonya
Perusahaan asuransi akan tetap mengetahui dari rekam jejak di rumah sakit jika tertanggung memberikan keterangan palsu.
2. Pastikan penyakit kritis yang dimiliki terdaftar pada perusahan asuransi
Selain penyakit kritis yang telah disebutkan diatas tadi, pastikan kembali apakah penyakit yang didiagnosis bisa dikover dan terdaftar di perusahaan tersebut.
Caranya yaitu dengan meminta langsung daftarnya dari perusahaan asuransi untuk produk yang akan dibeli.
3. Pilih produk asuransi yang sesuai
Terdapat dua jenis asuransi penyakit kritis, yaitu asuransi penyakit kritis tradisional dan asuransi jenis tambahan atau ride.
Asuransi penyakit kritis tradisional biasa juga disebut stand alone.
Asuransi ini hanya memberikan satu manfaat saja, yakni perlindungan penyakit kritis.
Asuransi penyakit kritis tradisional ini tidak terikat dengan polis asuransi lainnya.
Baca Juga: 3 Risiko Ini Jadi Alasan Mengapa Kita Memerlukan Polis Asuransi
Jika menginginkan manfaat kesehatan atau jiwa, maka harus membeli polis yang berbeda.
Sementara asuransi jenis tambahan merupakan fasilitas tambahan yang mengikuti asuransi jiwa sebagai fasilitas utama.
Di sini, tertanggung hanya perlu satu polis dengan beberapa manfaat, salah satunya perlindungan penyakit kritis yang biasanya tersedia di asuransi unitlink.
4. Sesuaikan Anggaran
Banyaknya penyakit kritis yang dilindungi dan semakin besar nilai santunan, maka semakin besar juga premi yang harus dibayarkan.
Sesuaikan kembali dalam memilih produk asuransi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan agar tidak memberatkan kondisi keuangan.
Karena perlu diingat bahwa pembayaran asuransi adalah rutin dan kalau bisa selama kita hidup.
5. Perhatikan syarat, aturan, dan jumlah yang bisa diklaim
Dokumen diperlukan sebagai syarat dan cara klain yang cepat terkumpul dengan lengkap akan juga mempercepat proses pencarian uang.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Polis Asuransi Syariah
View this post on Instagram
Tentunya syarat dan cara klaim akan berbeda di setiap perusahaan.
Namun dokumen yang biasa dikumpulkan hampir sama, antara lain copy kartu identitas tertanggung, surat keterangan dari dokter, surat hasil pemeriksaan, nomer polis, form pengajuan klaim, dan rekam medis.
Adapun syarat dan ketentuan nominal santunan yang bisa diterima pun akan berbeda di setiap perusahaan asuransi yang bisa bergantung pada seberapa kritis kondisi yang dialami.
Penulis: Thika Widi Butar Butar
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR