NOVA.id - Kita semua mungkin sudah tidak asing dengan bela diri pencak silat, karate, hingga taekwondo. Tapi tahukah Sahabat NOVA bela diri yang dinamakan Woman Self Defense of Koporyu (WSDK)?
WSDK diklaim jadi jenis bela diri yang ditujukan bagi perempuan karena gerakannya yang praktis dan mudah diingat.
Di Indonesia, bela diri ini pertama dibentuk pada tahun 2006 di Kopo, Bandung, Jawa Barat oleh almarhum Abah Sofyan Hambaly, seorang ahli beladiri Karate dan Jujitsu.
Diceritakan oleh Shinta Ratna Sari Ketua Umum WSDK kepada NOVA, awal bela diri ini muncul karena Abah Sofyan merasa resah saat melihat banyaknya perempuan yang menjadi korban kekerasan.
Baca Juga: Punya Nasi Basi Jangan Dibuang, Yuk! Bikin Jadi Pupuk Tanaman
Puncaknya, di tahun 2004, ada peristiwa tragis menimpa tiga mahasiswi yang dirampok di angkutan umum dan dilempar dari atas jembatan sepulang mengikuti pengajian di Pesantren Daarut Tauhid Bandung milik AA Gym.
“Saat itu kata Abah: Ini saatnya saya melakukan sesuatu, saya punya anak, istri, cucu perempuan, kalau dibiarkan begini saya seperti hanya iba tanpa melakukan sesuatu, padahal saya punya kemampuan bela diri,” cerita Shinta menirukan ucapan Abah Sofyan kala itu.
Abah Sofyan pun mulai meramu bela diri yang dimilikinya agar bisa lebih mudah dipelajari oleh perempuan. Tapi jangan salah, meskipun mudah bela diri ini ampuh untuk lumpuhkan lawan. Hal ini karena dasar bela diri WSDK adalah perpaduan antara Karate dan Jujitsu.
Baca Juga: Kiat Liburan Bareng Keluarga Tetap Asyik Meskipun Musim Hujan
View this post on Instagram
Semua Bisa WSDK
Paling menarik dan juga menjadi ciri khas dari bela diri ini adalah semua orang, baik usia muda atau tua, dengan kondisi apa pun bisa ikut bela diri ini.
Termasuk orang berkebutuhan khusus. Bahkan, saat ini ada murid aktif WSDK yang berusia 70 tahun.
Kata Shinta “WSDK bisa untuk usia berapapun dengan kondisi apa pun. Kita coba ajarkan teknik sesuai dengan kondisi individunya. Kami pernah mengajar difabel tunanetra, perempuan dengan kondisi baru operasi payudara, dan kondisi lainnya. Jadi, kita akali tekniknya dengan apa yang dia bisa lakukan. Karena kasarnya, penjahat itu enggak pandang bulu korbannya usia berapa, kondisinya seperti apa, sehat atau sakit.”
Baca Juga: Ajarkan Anak Olahraga Karate, Bisa Berikan Segudang Manfaat!
Secara umum teknik yang ada sangat mudah dipahami dan diingat oleh perempuan. Misalnya, ada teknik menggaruk untuk menghalau serangan dari lawan. Gerakannya semudah mengingat ketika punggung kita gatal saja.
Ya, di WSDK ini mencubit saja bisa menjadi teknik bela diri asalkan kita tahu di titik mana cubitan itu mendarat. Tidak sampai di situ, semua benda yang sering kali dibawa perempuan pun bisa jadi senjata. Mulai dari sapu, cermin, plastik, hingga tisu.
Makanya, akan dipelajari juga titik lemah dan titik kuat lawan. Dengan begitu, ketika akan menyerang—sekalipun lawannya lebih besar dan kuat—perempuan tetap bisa melindungi dirinya.
Baca Juga: Wow! Michelle Ziudith Kuasai Tiga Seni Bela Diri
Enggak heran di zaman Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, WDSK ini menjadi pelatihan wajib bagi para tenaga kerja wanita (TKW) dari Jawa Barat sebelum berangkat ke luar negeri.
Nah, kalau Sahabat NOVA tertarik dengan WSDK ini, langsung saja kunjungi Instagram-nya di @wdskid, ya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR