NOVA.ID – Tulisan Konsultasi Psikologi ini merupakan surat kiriman pembaca NOVA yang dijawab oleh psikolog Rieny Hassan.
TANYA
Salam sejahtera, Bu Rieny,
Saya seorang ibu dengan putri yang beranjak 15 tahun di bulan Maret ini. Saya sedang dipusingkan dengan pemahaman putri saya yang benar-benar aneh.
Tapi untuk menjelaskannya, izinkan saya menceritakan dulu sedikit tentang keluarga saya.
Terlahir sebagai keturunan Tionghoa, orang tertua (dari pihak mama) di keluarga besar saya sekarang ini adalah oma saya (yang berarti eyang buyutnya putri saya).
Beliau sudah agak pikun, tapi masih tergolong sehat untuk usianya yang sudah 88 tahun. Perbedaan usia oma dan opa tergolong banyak, kalau tidak salah sekitar 20 tahun.
Saya ingat, oma pernah cerita bahwa opa menunggu lama untuk menikah, karena merasa harus mapan dulu. Pemikiran khas orang zaman dulu, ya, Bu.
Masalahnya sekarang, putri saya ini sepertinya punya pandangan bahwa age gap atau perbedaan usia dalam berpasangan adalah sesuatu yang sangat tabu.
Singkat kata, dia sekarang menganggap almarhum eyang buyutnya adalah seorang pedofil!
Susah sekali baginya untuk mau menerima bahwa opa buyutnya menikahi oma buyut ketika oma sudah berusia 20-an. Ia terpaku pada usia yang terpaut jauh itu.
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Adik yang Aku Rawat Meninggal, Ibu Menghilang
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR