Mengapa ayah demikian? Tak cukup informasi untuk mengenali “mengapa”-nya. Akan tetapi, menyadari bahwa ayah pemarah, adalah “alat” pertama untuk menghindar dari kemarahannya.
Kenali Pencetus Marahnya
Yang kedua, kenali hal-hal yang biasanya membuat ayah tercetus marahnya.
Ini penting Nida pahami. Karena menurut saya, keinginannya yang besar untuk mengekspresikan perasaannya melalui kemarahan, itulah yang jadi mengaburkan penyebab rasional dari kemarahannya.
Kalau sudah bisa memahami hal tersebut, maka perasaan bahwa Nida adalah penyebab marahnya ayah, akan pelan-pelan sirna.
Karena, kenyataannya, dirinyalah yang tak bisa mengendalikan emosi, sementara emosi yang ia kenal hanyalah marah.
Merasa tidak nyaman, dia marah. Merasa tidak dihormati, dia marah. Ditolak usulannya juga marah.
Kurangi Interaksi
Sementara, bila Nida makin menjauh, Nida akan makin jadi bulan-bulanannya. Kalau sudah begini, paling aman adalah mengurangi interaksi dengan ayah, utamanya secara verbal.
Sedapat mungkin berbicaralah seminimal mungkin dan hindari masuk ke dalam diskusi tentang topik yang ada di TV ataupun masalah keluarga.
Ketika ayah datang…
Baca Juga: MS Learning & Grow Resmi Hadir, Beri Layanan Konsultasi Psikologis
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR