Ketika ayah datang dengan tawaran atau menunjukkan sesuatu untuk Nida lakukan, jangan cepat-cepat menolak.
Bila masuk akal, tak ada salahnya dicoba, bukan? Jadi, jangan menghindar dengan diam. Ini akan jadi sumbu yang dimulai dari jengkel, lalu jadi marah.
Tunjukkan Keberanian
Nah, yang paling akan membuat Nida makin aman adalah makin meningkatnya keberanian Nida untuk menjawab “tidak”.
Banyak orang tidak tahu, bahwa penolakan akan terasa benar bila disertai oleh bahasa tubuh.
Pada kasus workshop, akan lebih menguntungkan kalau Nida justru menatap mata ayah, tapi tidak dengan wajah jengkel. Datar saja, Nak, tapi di dalam hati katakan tidak.
Setelah bertemu dengan mata ayah, dia pasti kaget, kok, anaknya berani? Lalu bersuaralah—pastikan jangan menggeletar, ya.
Bicara dengan kalimat pendek saja, “Maaf, Papa, Nida sedang fokus pada ini.”
Ayah bakalan mulai seperti senapan mesin. Tapi jangan kecilkan badanmu, bahu tetap terbuka, kepala tidak menunduk. Nafas dengan teratur ya, Nak.
Saya pastikan ayah bakal sangat marah, tapi tak punya alasan.
Bila ia pukul meja,…
Baca Juga: Beri Benefit untuk Member Setia, Makuku Famili Buka Layanan Konsultasi Gratis
Bila ia pukul meja, jangan terpengaruh. Toh sudah biasa dia melakukan ini. Tetap tenang, jangan menunduk! Katakan lagi, “Saya lanjut dengan yang saya kerjakan, ya, Pa.”
Percayalah, ayah akan marah sekali, tapi pada saat yang sama, ia belajar bahwa anaknya sudah makin dewasa dan berani.
Mungkin ia akan mulai mengancam-ancam, jangan masukkan ke dalam hati, dia pasti akan tetap membiayai kuliahmu.
Mudah-mudahan ibu datang untuk menengahi. Jangan keluarkan air mata, pegang saja tangan ibu. Sekali lagi ini bagian tersulit, tetapi lakukan, Nida.
Inilah batu pijakan yang akan jadi penanda bahwa Nida sudah berhasil menampilkan nyali di depannya. Tidak kurang ajar, jadi tak ada alasan untuk mengutuk Anda.
Mengelola Diri
Nah, kita sudah masuk ke tahapan untuk mengelola diri Nida. Dalam benak Anda, jangan bangun kebencian pada ayah. Cukup mengakui perasaan bahwa ayah membuat Anda tak nyaman.
Tetapi, selama Anda punya kendali diri, Anda mestinya tidak takut. Jangan “menyenggol”, saja, itu yang penting.
Artinya, jangan membantah, jangan menjawab dengan alasan yang tak bisa diterima. Itu adalah “api” bagi ayah.
Hindari dengan fokus pada kegiatan yang sedang dilakukan. Buang juga pikiran bahwa ia sedang membuat Nida tahu kalau sedang ia sedang marah. Kan, bukan marah ke Nida, apalagi gara-gara Nida.
Tetap saja di kamar,…
Baca Juga: Generali dan Prixa Gandeng Lifepack untuk Penuhi Kebutuhan Layanan Kesehatan
Tetap saja di kamar, fokus pada apa yang sedang Nida lakukan. Buatlah kendali diri selalu ada di taraf kesadaran, makin hari makin berani menampilkan bahasa tubuh bahwa Anda tidak takut, akan tetapi tetap santun.
Ini tiga hal yang perlu Nida lakukan untuk diri sendiri. Susah pastinya sayangku, tapi insyaallah akan mengajarkan pada ayah bahwa sudah waktunya ia berubah.
Surati saya kalau ada perkembangan baru, ya.(*)
(Bila Anda ingin berkonsultasi dengan psikolog Rieny Hassan, silakan kirimkan kisah Anda ke email nova@gridnetwork.id dan tuliskan “Konsultasi Psikologi” pada subjek email. Tuliskan juga nama–boleh nama samaran–dan kota domisili Anda.)
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR