Penghasilan saya cukup, tidak sebesar suami, tetapi uang saya memang sepenuhnya untuk saya karena suami mau dia yang membiayai rumah. It’s okay for me.
Suami bertanggung jawab, kok, untuk mebuat saya tak pusing masalah uang. Saya sendiri juga lahir sebagai anak pengusaha sukses, tapi tidak manja.
Lanjut ya Bu, kisah ini dimulai sejak suami malas membawa mobil karena buang waktu dan bensin. Jadi ia memilih moda transportasi umum yang sudah makin baik itu. Ternyata selama ini ia merasa habis energi karena menyetir pulang-pergi.
Kalau saya kilas balik, saya menandainya ia makin rajin mengajak berhubungan intim. Padahal sebelumnya, hanya week end-lah kalau dia tak harus bangun pagi.
Kami sudah pernah berusaha sampai ke bayi tabung, tetapi memang akhirnya gagal karena sperma suami kurang prima. Di antara penyebabnya, kata dokter adalah kelelahan fisik.
Mengetahui suami naik kendaraan umum, suatu hari ibu bos-nya menawarkan untuk ikut dia karena searah. Toh, dia sendirian, lagipula bisa hemat, apalagi saat hujan, susah ke halte. Di situlah dimulainya perselingkuhan suami.
Suami mengatakan tidak pernah check in ke hotel, tidak pernah berhubungan badan. Tetapi suami mengaku nyaman ngobrol di mobil bersama Si Genit ini.
Tentu saja tangannya merajalela, tetapi so far, menurut suami dia cuma penikmat. Tidak membalas “serangannya”. Aduh, ibu bos itu, sudah cantik, seksi, genit, semobil hanya berdua?
Kami berdua adalah pembaca rubrik Ibu. Ibunya dan ibu saya juga membaca rubrik Bu Rieny sejak kami kecil.
Kata suami saya, Bu Rieny berkali-kali mengatakan, merasa nyaman berduaan dengan bukan muhrim sudah bisa dikatakan selingkuh. Apalagi kalau diniatkan, setiap hari kerja pula.
Bahkan, menurut suami, ia sempat “sampai”…
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Aku Menagih Utang ke Suami Seperti Pengemis
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR