NOVA.ID – Masalah inklusivitas di Indonesia memang masih menjadi topik hangat yang perlu terus digalakkan.
Hal ini guna membawa Indonesia ke tingkat yang lebih maju dan setara.
Inklusivitas sendiri adalah pada upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang secara profesional menyambut semua tenaga kerja dengan berbagai macam perbedaan seperti gender, agama, etnis, dan latar belakang budaya secara merata tanpa adanya diskriminasi.
Memahami pentingnya hal ini, Organisasi Profesi Kehumasan Indonesia (Perhumas) mengadakan ssi diskusi dan talkshow bertajuk “Advancing Inclusion in Indonesia: to The Next Level”.
Talkshow ini digelar sebagai salaj satu sesi dalam kegiatan Konvensi Humas Indonesia (KHI) di Patra Semarang Hotel and Convention, Kota Semarang pada Sabtu (2/9/2023).
Talkshow menarik ini dibuka oleh Anne Avantie, designer dan juga perempuan inspiratif Indonesia.
Lalu dilanjutkan dengan diskusi panel yang diisi oleh beberapa narasumber dari organisasi industri di Indonesia, khususnya tentang inklusivitas bagi perempuan dan kaum difabel.
Ada Liberta Hutapea, VP of People Partner & Talent Development Tokopedia; Ferina Widodo, penggerak Yayasan Autisme Indonesia; Syanaz Nadya Winanto Putri, Pendiri Rorokenes; dan Nicolas D. Kanter, Presiden Director PT. Aneka Tambang Tbk.
Dalam takshow yang berjalan, semua narasumber yang mewakili industri setuju akan pentingnya inklusivitas bagi perempuan dan difabel dalam dunia kerja.
Tempat kerja yang inklusif sangat penting karena berbagai alasan, termasuk nilai-nilai moral, manfaat bisnis, dan pencapaian kesetaraan.
Jadi setiap orang memiliki kesempatan yang sama, tentunya dengan beberapa modifikasi untuk bisa masuk ke dalam dunia kerja.
Baca Juga: Tingkatkan Inklusivitas dan Pemberdayaan Perempuan, BCA Dukung Penyelenggaraan Puteri Indonesia 2023
Hal ini terlihat dari beberapa inovasi yang dilakukan oleh industri, salah satunya Tokopedia yang memberikan akses kesetaraan bagi para difabel untuk bisa bergabung melalui program Special Customer FIRST Squad sejak 2019.
“Tokopedia berusaha memperluas konsep inklusivitas di dalam kepegawaian dengan berusaha untuk menjaga keberagaman. Artinya membawa dan melibatkan berbagai kalangan yang mungkin selama ini dilihat memiliki kelemahan dan keterbatasan,” ujar Liberta Hutapea, VP of People Partner & Talent Development Tokopedia.
Di samping itu ada juga Rorokenes yang berusaha untuk menumbuhkan nilai inklusivitas ini melalui prinsip 3P: Planet, People, Purpose.
“Untuk ‘People’, karene kesetaraan gender menjadi sebuah kunci di sini. Tidak ada perbedaan antara pekerja perempuan dengan pekerja pria. Pekerja perempuan bahkan mendapatkan cuti menstruasi dan pekerja pria mendapatkan cuti menemani istrinya melahirkan selama 5 hari tanpa dipotong gaji,” ujar Syanaz Nadya Winanto Putri, Pendiri Rorokenes.
Bahkan lebih dalam lago, Syanaz melalui Rorokenes juga ingin memberikan semangat Women Empowerment.
Syanaz mengatakan bahwa penganyam di Rorokenes adalah mustahik (penerima bantuan) dari Basnas, sekaligus ibu-ibu dari anak berkebuthan khusus dan survivor KDRT.
“Di sini kami masuk untuk memberikan kepada mereka skill menganyam, tapi tidak hanya berhenti di situ, karena kami melihat ibu-ibu ini juga menjadi korban dari pinjol dan rentenir. Akhirnya kami juga memberikan literasi finansial. Kami juga mengusahakan agar lingkaran kemiskinan ini bisa dipotong. Dan yang ketiga kita masuk dengan literasi mengenai family planning,” jelasnya.
Di sisi lain, dalam diskusi ini dikatakan bahwa tempat kerja yang inklusif tidak hanya menguntungkan individu (pekerja) secara pribadi.
Akan tetapi juga bisa menguntungkan perusahaan secara keseluruhan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan, inovasi, dan keberhasilan bersama.
“Dengan saya mengedukasi market kami, berarti I am maintaining the market. Its means that I am maintaining their loyalty to me. Dengan menggunakan hal seperti ini, itu artinya saya juga membuat sustainability dari perusahaan yang saya miliki. Ada emotional bonding. Ternyata dengan merawat dan meperlakukan pekerja dengan baik, loyalty-nya juga jadi tinggi,” ungkap Syanaz.
Senada dengan Syanaz, Liberta juga mengungkapkan pentingnya hal inklusivitas ini bagi perusahaan.
“Kami tahu ketika kita membantu orang lain menjadi lebih sukses, di situlah kita dan Tokopedia juga akan menjadi lebih sukses juga,” pugkasnya. (*)
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR