TabloidNova.com - Katanya cinta, tapi kok tidak percaya? Anda pasti familiar dengan istilah di atas. Ya, harus diakui aksi mengintip isi pesan di gadget pasangan Anda seringkali dikaitkan dengan sikap tidak percaya atau terlalu cemburu yang berujung pada batas privasi sesama pasangan.
Hal ini mungkin terasa cukup sulit untuk dicari solusinya, bahkan mendengar kata privasi dalam menjalin sebuah hubungan saja sudah terkesan sensitif. Apalagi, gadget atau media sosial kerap menjadi gerbang awal atau pemicu terjadinya perselingkuhan dan keretakan hubungan percintaan.
TabloidNova.com bertanya langsung kepada Adinda Reska Budiani, Psikolog Muda lulusan Universitas Atma Djaya Jakarta, seputar pantaskah memeriksa ponsel pasangan? Terlebih, persoalan ini merupakan momok percintaan yang tak kunjung terpecahkan.
"Sebelum memutuskan boleh, pantas atau tidak memeriksa ponsel pasangan, kita harus melihat dari sejumlah aspek, seperti kepentingan, kondisinya, dan caranya. Ketika menjalin hubungan, garis batas privasi menjadi samar-samar, karena di sana ada kepercayaan dan rasa menghargai yang dibangun," ujar Adinda.
Perihal kepentingan, Adinda memaparkan bila kepentingannya hanya untuk mengecek atau mengetes sejauh mana kesetiaan pasangan maka tindakan tersebut cenderung bias.
Pasalnya, mengetahui secara pasti apakah pasangan setia atau tidak, toh tak selalu berdasarkan dari isi pesan gadget, tapi dari banyak faktor lainnya.
Sementara, jika menyangkut kondisi ketika memeriksa ponsel pasangan, maka sebenarnya tidak bisa dipermasalahkan juga. Sebagai contoh, saat Anda sedang bermain games di gadget pasangan, lalu tak sengaja gadget berdering atau bergetar akibat isi pesan masuk yang muncul di layar monitor, dan tanpa sengaja terbaca oleh Anda.
Kemudian, terkait soal caranya, Adinda juga mengungkapkan bila dilakukan secara sembunyi-sembunyi, maka tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan, apalagi jika status hubungan masih berpacaran.
Menurutnya, cara yang lebih baik adalah berkomunikasi langsung dan meminta izin kepada pasangan, karena melalui cara inilah rasa saling menghargai dan keterbukaan akan semakin timbul.
"Pacaran atau pernikahan itu sebenarnya sama saja seperti kita mau melamar kerja di sebuah perusahaan. Ada kesepakatan atau konvensi antar masing-masing pasangan sebelumnya soal semua aturan dan kebiasaan, termasuk privasi isi gadget dan lainnya. Bersikap terbuka, percaya, dan komunikatif secara pasti akan mewujudkan insting jujur pada pasangan Anda," jelasnya.
Senada dengan Adinda, Junita Candikarini (26) seorang karyawati swasta juga mengaku bahwa privasi terkait mengintip isi pesan di gadget pasangan menjadi salah satu fokus utama hubungan ia dan pasangan.
Saat masa pendekatan sebelum berpacaran, Junita pernah bertengkar hanya karena calon pasangannya tersebut membaca seluruh isi obrolannya dengan sahabat pria lain tanpa meminta izin terlebih dulu.
"Jujur yang bikin marah karena dilakukan tanpa izin dan tidak memberi tahu sampai aku sadar sendiri. Parahnya dia juga tidak bilang kalau ada beberapa panggilan dan sms masuk, padahal saat ditelusuri ternyata hal itu penting soal pekerjaan dan perintah dari bos di kantor," cerita Junita.
Belajar dari pengalaman Junita, sangat disarankan untuk membahas sejauh mana batasan privasi ketika menjalin suatu hubungan. Jika tidak jelas, kelak topik ini bisa menjadi bumerang bagi siapapun. Namun, tetap budayakan sikap jujur, menghormati, dan menghargai ikatan pasangan baik dengan lingkungan sosial maupun keluarganya.
Ridho Nugroho
FOTO: Dailymail
KOMENTAR