"Lombok kethok jadi menu favorit semua Raja Jawa. (Foto: Henry Ismono/NOVA) "
Yogya memang menyimpan begitu banyak kekayaan budaya, termasuk kuliner. Mau mencicipi makanan favorit para raja pun, bisa. Nama masakannya juga "aneh-aneh", lho.
PRAWAN KENES DI BALE RAOS Ada sekitar 70 hidangan tersedia di Bale Raos, Magangan Kulon, di lingkungan Keraton Yogya. "Itu belum semua, lho, karena masih banyak lagi menu khas keraton," kata sang pemilik, Sumartoyo (46), yang dengan fasih menjelaskan makanan kesukaan para sultan penguasa Yogya.
Sultan Hamengku Buwono (HB ) IX, katanya, suka bebek suwar-suwir dengan saus kedondong, HB VIII doyan semur piyik, burung dara dengan rasa manis dan salad Huzaren asal Belanda yang terdiri dari daun selada, kentang, buncis, wortel, dan daging. "Ia memang terpengaruh masakan Eropa," tutur Sumartoyo yang mengaku bukan berasal dari kerabat keraton.
nova.id
Icip Icip Makanan Raja Yogya 1
"Dengan wajah cerah, sebuah keluarga memesan menu kesukaan para sultan. (Foto: Henry Ismono/NOVA) "
Menu favorit lain di situ adalah lombok kethok, yaitu daging sapi yang dimasak dengan cabai. Sedangkan minuman favorit, "Wedang secang dan bir Jawa. Keduanya dibuat dari bahan rempah-rempah. Rasanya segar. Wedang secang bisa disajikan dingin maupun panas. Untuk bir Jawa, secara fisik warnanya mirip dengan bir. Sultan, kan, tidak minum alkohol. Nah, untuk menghormati tamu Belanda saat bersulang, Sultan minum bir Jawa, tamu Belanda minum bir betulan."
Untuk makanan kecil, ada yang namanya Prawan Kenes. "Sultan sendiri yang memberi nama untuk camilan pisang yang dibakar pakai santan itu. Juga ada Manuk Nom, sejenis puding yang terbuat dari tape ketan ijo dan adonan telur."
nova.id
Icip Icip Makanan Raja Yogya 1
""Puluhan menu kami sajikan di sini," ujar Sumartoyo. (Foto: Henry Ismono/NOVA) "
Menu para raja di Bale Raos, lanjut Sumartoyo, disajikan sejak 2004 atas prakarsa Ratu Hemas, istri HB X dan KGPH Hadiwinoto, adik HB X. "Misi awalnya bukan komersial, melainkan melestarikan kekayaan kuliner. Terutama menu kesukaan para sultan," kisah Sumartoyo yang sudah 20 tahun berusaha di bidang kuliner.
Ia pun mulai mendata kekayaan kuliner keraton dan mempelajari literatur dari HB VIII tentang kuliner. "Ada rayi dalem-nya yang mencatat daftar menu kraton saat HB VIII mantu," tutur Sumartoyo yang kini dibantu 35 karyawan untuk meladeni para tamu. Henry Ismono
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ini yang Harus Dilakukan untuk Selamatkan ASI Jika Mati Listrik Berkepanjangan
KOMENTAR