Bagaimana caranya? Ajak anak membuat prakarya pohon keluarga. Alat yang disiapkan cukup sederhana. Foto-foto anggota keluarga, alat menggambar (krayon atau pensil warna), lem, gunting dan kertas karton. Ajak si kecil membuat sebuah pohon yang memiliki buah. Misalnya, pohon apel atau pohon jeruk.
BACA: Percayalah, 10 Hal Ini Wajib Dihindari Saat Bersilaturahmi
Ketika menggambar, minta ia untuk menggambar buah sebanyak jumlah foto anggota keluarga yang akan ditempel.
Kemudian, bantu ia menggambarkan pengelompokan silsilah keluarga. Misal, pada bagian tengah pohon gambarlah dua buah apel yang menggambarkan kakek dan nenek. Lalu lanjutkan gambar buah tersebut mendekati batang luar untuk menggambarkan ayah dan ibu serta om dan tante.
Setelah selesai menggambar, ajak ia untuk mewarnai gambar pohon tersebut. Lalu, minta ia untuk memilih foto anggota keluarga yang akan digunting. Agar lebih aman, Anda bisa menawarkan kepada anak untuk membantunya menggunting foto-foto tersebut.
Usai menggunting, minta ia untuk menempel foto-foto tersebut di atas gambar buah berdasarkan kelompoknya. Misalnya, keluarga inti yang berisi foto ayah, ibu kakak atau adik serta fotonya sendiri. Lalu keluarga om dan tante, serta keluarga kakek dan nenek.
4. Ajak anak bersilaturahmi ke rumah saudara.
Berkunjung atau bersilaturahmi ke rumah saudara merupakan cara yang paling mudah untuk memperkenalkan silsilah keluarga kepada anak. Dengan bertemu langsung dengan sanak saudara, bisa memberikan pengalaman yang lebih mendalam kepada anak.
Sekaligus, memudahkan anak untuk lebih memahami silsilah keluarganya. Saat itu, anak bisa mengenal lebih dekat dengan anggota keluarga yang lain.
5. Ajak bermain peran.
Bila belum ada waktu yang memungkinkan berkunjung ke rumah saudara atau karena jarak/lokasi yang sangat jauh dengan domisili sanak keluarga, kita bisa ajak anak bermain peran. Misalnya, seolah-olah sedang berkunjung ke rumah om dan tante. Melalui permainan ini, anak bisa berimajinasi tentang suasana ketika berada di sana yang tak hanya ada ayah dan ibunya tapi juga kerabatnya.
Sediakan sarana bermain peran seperti berbagai boneka untuk berpura-pura sebagai saudaranya dan jalankan peran masing-masing boneka sesuai dengan karakter mereka. Ibu bisa mengajarkannya bagaimana mengucap salam, merespons bila ia didekati atau diajak berbicara dengan saudaranya.
Bagi si prasekolah, bermain peran sangat mengasyikkan. Ia bisa belajar berkomunikasi serta mengembangkan kepercayaan diri.
6. Manfaatkan web camera dan teknologi lain.
Kecanggihan teknologi sekarang ini dapat dimanfaatkan untuk membantu proses pengenalan keluarga besar. Salah satunya menggunakan web camera yang sangat praktis dan mudah digunakan. Melalui perangkat video telekomunikasi ini, Anda bisa mengajak si kecil untuk berkomunikasi langsung dengan anggota keluarga lainnya. Apalagi bila mereka tinggal berada jauh di luar kota atau bahkan negara lain.
Nah, selamat mencoba!
Hilman Hilmansyah
KOMENTAR