Batuk, napas pendek dan sesak karena terjadi pengerutan di saluran napas, kulit membiru, bahkan batuk darah. Bisa juga terjadi depresi susunan saraf pusat yang mengakibatkan terjadi penurunan kesadaran. Kondisi ini kadang disertai gejala lain semisal kejang, mual-muntah, nyeri perut dan diare.
* PERTOLONGAN PERTAMA:
Rangsang supaya muntah agar zat berbahaya yang ditelan anak dapat segera dikeluarkan. Caranya, tekan lidah anak kuat-kuat dengan sendok, sodok perlahan daerah pangkal mulutnya. "Namun cara ini masih kontroversial karena dikhawatirkan mengundang terjadinya radang paru," kata Arlin. Terlebih bila jumlah zat yang ditelan cukup banyak atau hidrokarbon yang ditelan tercampur bahan berbahaya lain, seperti pada pestisida.
Rangsangan muntah harus segera dilakukan sambil memberi perlindungan pada jalan napas. Selanjutnya, berikan obat antiracun atau norit yang biasanya dapat dibeli bebas di apotek. Akan tetapi pemberian norit kadang tak cukup efektif mengingat daya sensitivitas norit itu sendiri kerap berbeda pada setiap penggunaan.
Bila ada tanda-tanda tekanan pada pernapasannya, buka seluruh pakaian yang dikenakan. Minta orang-orang yang mengerubunginya untuk menjauh, sehingga anak leluasa mendapat udara. Selanjutnya, jangan menunda waktu, segera bawa anak ke dokter untuk penanganan yang lebih intensif. Dokter biasanya akan melakukan kumbah atau cuci lambung, melakukan oksigenisasi, napas buatan, selain memberikan obat-obatan antibiotika.
KOMENTAR