Merokok
Meski tidak semua perokok mengalaminya, tapi sebagian besar perokok akan mengalami disfungsi seksual. Diduga kuat kandungan zat nikotin dalam rokok itulah yang akan menyebabkan pembuluh darah menyempit. Adanya penyempitan pembuluh darah membuat suplai darah ke seluruh organ jadi berkurang atau tidak optimal. Otomatis, fungsi organ tersebut jadi berkurang pula.
Begitu juga alat kelamin pria yang berisi anyaman-anyaman pembuluh darah. Saat ereksi, pembuluh-pembuluh darah tersebut akan melebar dan terisi banyak darah. Akan tetapi karena darahnya mengandung nikotin, maka pelebaran pembuluh darah pun jadi terhambat. Akibatnya, penis tak bisa ereksi atau mengalami gangguan fungsi seksual.
Kecanduan Alkohol
Dalam dosis kecil mungkin awalnya tak mengganggu. Namun bila sudah kecanduan, akan menimbulkan gangguan metabolisme yang pasti akan mengganggu keseimbangan maupun fungsi hormonal.
Kecanduan Narkotika
Sama halnya dengan kecanduan alkohol, kecanduan narkotika juga dapat mengganggu fungsi hati. Padahal, racun yang terbawa darah akan dilumpuhkan di hati. Nah, bila fungsi hati terganggu, maka akan muncul gangguan metabolisme maupun fungsi hormonal.
Konsumsi Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan jenis antidepresan untuk mengatasi kecemasan, apalagi secara terus-menerus, dapat memunculkan disfungsi seksual. Pasalnya, obat-obatan ini akan menekan fungsi libido, hingga tidak ada rangsangan.
Begitu pula beberapa jenis obat hipertensi seperti golongan betabloker ataupun golongan diuretik yang "memaksa" tubuh mengeluarkan banyak air seni.
Hipertensi
Karena aliran darahnya kencang, otomatis dinding pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah di alat kelamin, membuat pertahanan dengan menjadi keras dan kaku. Begitu juga penyakit yang ada kaitannya dengan pembuluh darah, seperti jantung dan stroke.
Diabetes Melitus
Penyakit metabolik inilah yang paling sering menyebabkan disfungsi seksual. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada semua pembuluh darah bahkan persarafan, dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Padahal, jika pembuluh darah rusak, fungsi organ tubuh pasti terganggu. Demikian juga fungsi hormon-hormonnya karena satu sama lain saling terkait. Apalagi bila penderita terkena pada kurun usia antara 15-20 tahun ditambah kondisi gula darah yang tak terkontrol. "Soalnya, bila terkontrol secara baik, yang bersangkutan bisa hidup normal, kok."
Penyakit Hati
Penyakit ini akan mengganggu metabolisme hormon karena adanya protein yang terbalik. Kadar globulin yang lebih tinggi dari albumin, contohnya. Globulin inilah yang kemudian berperan dalam pengikatan hormon-hormon seksual. Nah, yang terikat globulin itulah yang tidak bisa berfungsi karena tidak lagi memiliki efektivitas sebagai hormonseks.Sementara hormon-hormon seksual itu sendiri pada dasarnya ada yang bersifat bebas dan ada pula yang terikat.
Penyakit Saraf
Gangguan saraf pada tulang belakang akibat luka, trauma atau bekas operasi dapat mengganggu fungsi seksual. Bukankah untuk ereksi diperlukan pula kerja persarafan. Sedangkan saraf itu sendiri terletak dari pusat saraf di otak sampai tulang belakang. Kalau ada gangguan dalam persarafan maka akan terjadi gangguan ereksi juga.
Gangguan Fungsi Ginjal
Ini pun dapat mengganggu fungsi seksual karena dapat mengganggu metabolisme dan fungsi hormonal secara keseluruhan.
Dislipidemia
Hormon-hormon seks dibentuk dari kolesterol. Nah, kalau kolesterolnya sangat rendah, semisal pada orang yang makan obat diet atau menjalani program pelangsingan tubuh, maka kolesterolnya tertekan berat hingga fungsi seksualnya pun terganggu.
Solusi Tepat
Bila suami mengalami disfungsi seksual, saran Nugroho, jangan asal berobat. Konsultasikan masalah ini pada ahlinya, yakni androlog atau ahli bedah urologi. Merekalah yang diharapkan dapat membantu mencari penyebab gangguan ini, sekaligus mengobati berdasar penyebabnya. Selain itu, saat berobat hendaknya selalu bersama pasangan agar dapatmengerti/memahami kondisi suaminya sekaligus memberi dukungan semangat yang amat membantu proses penyembuhannya. Menurut Nugroho, ada tiga tahap pengobatan disfungsi seksual.
1. Psikoterapi atau dengan pemberian obat oral. Sedangkan bila dianggap masalah kejiwaan yang jadi penyebabnya, maka masalah kejiwaan inilah yang harus ditangani secara baik. Semisal, istri sering mengomel hingga saat melakukan sanggama suami dilanda cemas. "'Aduh, aku bisa enggak, ya?" atau "Gimana, ya, kalau aku ejakulasi dini?"
2. Jika tahap awal tersebut gagal, akan dilanjutkan ke lini kedua dengan menggunakan vakum khusus yang memberi tekanan pada penis. Cara lain yang juga masih banyak dipakai adalah suntikan pada penis agar pembuluh darahnya melebar. Di samping cara intra uretra yang sudah ditinggalkan karena penggunaannya sulit sementara frekuensi kegagalannya tinggi.
3. Lini ketiga atau tahap terakhir adalah melakukan operasi dengan memasangkan protesa pada penis.
Mengenai kesembuhannya, tegas Nugroho, lagi-lagi juga sangat tergantung pada penyebabnya. Kalau masalah kejiwaan, contohnya, akan cepat sembuh dengan psikoterapi. Sebaliknya, kalau disebabkan penyakit diabetes dan kerusakan yang ditimbulkannya menetap akan lebih susah lagi pengobatannya karena harus bersifat holistik atau menyeluruh.
Dedeh
KOMENTAR