Anak usia ini juga dapat menjadikan tangisan sebagai tameng. Saat berebut mainan dengan kakaknya, kalau ia menangis duluan maka orangtua pasti meminta kakaknya memberikan mainan itu kepadanya. Begitu juga kalau menumpahkan susu, merusakkan barang, membuat berantakan meja kerja papanya, kalau sudah menangis, ia bisa terhindar dari "hukuman" omelan orangtua.
Cara mengatasi:
* Orangtua harus lebih objektif dan tidak mudah terpancing dengan tangisan anak. Tunda penyelesaian masalah sampai semua tenang. Contoh, kakak-adik berebut mainan hingga si adik menangis, jangan segera minta si kakak memberikan mainannya. Ambil mainan itu dan katakan, "Mainan ini Mama pegang sampai semua diam. Kalau tidak mau bergantian, mainan ini tidak Mama berikan lagi."
* Begitu juga saat anak menangis untuk menghindari "hukuman". Tunggu sampai anak diam, kemudian jelaskan apa salahnya dan tetap laksanakan konsekuensi yang seharusnya diterima. Dengan begitu anak belajar untuk tidak menjadikan tangisan sebagai tameng.
TIP PRAKTIS
* Biasakan menyetel lagu-lagu ceria di pagi hari untuk membangun mood ceria anak sepanjang hari.
* Gunakan kata-kata bernada positif untuk menghiburnya. Contoh, ketimbang berkata, "Jangan sedih," lebih baik gunakan kata, "Tetap semangat. Yang ceria, ya."
* Hiasi dinding kamar anak dengan warna-warna ceria.
* Pilihkan baju-baju bermotif ceria untuk membuatnya tetap bersemangat sepanjang hari.
Nakita
KOMENTAR