Pada prinsipnya, setiap manusia mempunyai pola kepribadian yang berbeda-beda. Orangtua yang sensitif/peka cenderung akan menurunkan sifat yang sama pada buah hatinya. Mudahnya, anak mencontoh apa yang dilihatnya setiap hari. Orangtua yang gampang terharu bahkan berlinang airmata manakala menyaksikan tayangan di teve, melihat pengemis di pinggir jalan, mendengar lagu sendu, dan sebagainya, sedikit banyak akan ditiru anak.
Cara mengatasi: Batita sensitif/peka ini gampang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Umpama, di rumah ada yang bersuara keras sedikit, anak langsung menangis karena merasa dirinya sedang dimarahi, padahal tentu saja tidak. Untuk mengatasinya, berikut beberapa langkah yang disarankan:
* Pancing anak dengan pertanyaan, "Mengapa Adek menangis? Karena Papa tadi berteriak? Memang tadi Adek salah apa? Kalau enggak salah ya tidak perlu menangis."
* Melatih logika dan rasio anak supaya lebih seimbang. Rasionalkan hal-hal yang selama ini membuatnya mudah menangis. Contoh, anak menangis karena terjatuh, tanyakan, "Mana yang sakit? Sini Mama kasih obat merah. Karena sudah diobati, sebentar lagi sembuh dan Adek tidak perlu menangis. Oke?"
* Penjelasan dengan menggunakan gambar. Caranya, sediakan 4 gambar ekspresi: sedih, marah, senang, takut. Saat menangis, minta anak menunjukkan gambar mana yang mewakili perasaannya, misalnya sedih atau marah. Lalu pancing dengan pertanyaan, "Mengapa Adek sedih? Oh, mainannya hilang? Yuk kita cari bersama-sama."
* Karena hubungan ini sifatnya timbal balik, maka kedua belah pihak harus berusaha meminimalkan sensitivitas yang dimiliki. Orangtua harus sadar bahwa yang dilakukannya adalah contoh langsung yang mudah ditiru anak.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR