Pertengkaran hebat terjadi di bulan Juni 2010. Saat itu dia mengusir saya. Akibatnya saya pindah ke apartemen dan membawa anak-anak. Saya mau menenangkan diri. Sudah ada mediasi dari kakak saya, tapi tidak berhasil. Pernah saya meminta paspor untuk menyusul anak kami yang sedang belajar di luar negeri, tapi saya yakin dia tidak akan memberikan. Karena itu saya lalu datang ke rumahnya dan mengambil laptopnya. Saat itulah kami bertemu lalu rebutan laptop. Saya berkeras tidak akan memberikan laptop itu sebelum dia memberikan paspor saya.
Lalu apa yang terjadi?
Di tangga rumah, saya ditendang dan didorong hingga jatuh. Dia mendatangi saya lagi yang masih memegang laptop. Pendek kata, dia melakukan tindakan KDRT. Saya laporkan semua itu ke Polres Jakarta Selatan. Saya melakukan visum meski laporan saya belum sempat dibuat berita acaranya ( BAP).
Tindak lanjutnya?
Munculah surat pernyataan atau perjanjian di bulan Juli. Dia menyatakan tidak akan menyakiti secara fisik dan psikis. Kami berkewajiban menjaga dan mengurus anak bersama-sama. Ternyata janji itu tidak ada yang dia tepati.
Setelah pisah ranjang, pernahkah suami mengajak kembali ke rumah?
Memang dia berkali-kali mengajak saya pulang. Tapi, kan, dia sudah menandatangani perjanjian bahwa saya boleh tinggal di apartemen dulu.
Bagaimana nasib anak-anak?
Anak-anak saya bawa ke apartemen. Saya tawarkan apakah akan ikut ayahnya, tapi mereka menolak. Si Sulung malah bilang, "Sudahlah Mi, daripada ribut terus, kenapa enggak cerai saja?"
Apa harapan Anda saat ini?
Jujur, saya berharap dia akan berubah. Tapi setelah saya dilaporkan ke Polda Metro Jaya, saya akan mengajukan gugatan cerai.
Di blog milik suami, ada foto Anda terlihat mesra bersama lelaki lain. Bisa dijelaskan?
Saya memang pergi beribadah umrah satu travel dengan teman saya itu. Tapi tidak direncanakan sebelumnya.
Suami Ayu, Kombes Purwo Lelono, membenarkan, telah melaporkan sendiri istrinya ke Unit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Tuduhannya, melakukan pembobolan brankas di rumahnya. Purwo juga mengaku, status Ayu saat ini sudah bukan istrinya lagi karena sejak 26 Juli 2010 sudah ia beri talak 1. "Karena mantan istri bersama delapan orang suruhannya berusaha mengambil barang bukti perselingkuhannya yang ada di brankas."
Selama 16 tahun membina rumah tangga, papar Purwo, ia dan Ayu telah dikaruniai empat orang anak. Namun, rumah tangga mereka mulai goyah sejak ia diangkat menjadi Wakapolwiltabes Bandung dan harus bertugas di Kota Kembang, sementara sang istri dan anak-anaknya tetap berada di Jakarta.
"Anak-anak tetap di Jakarta karena sekolah. Ketika saya dimutasi kembali ke Jakarta pada 27 Mei 2010, semakin terlihat dan pelan-pelan terungkap kebiasaannya pulang hingga larut malam. Bahkan diketahui sering tidur/menginap di luar rumah pada saat suami tak di Jakarta," papar Porwo menyoal perilaku Wahyuti semasa masih jadi istrinya.
Sebenarnya, lanjut Purwo, ia sungguh mencintai keluarganya dan percaya sepenuhnya kepada sang istri. Namun, tiga bulan sebagai batas waktu yang ia berikan terhitung sejak 26 Juni untuk membujuk agar sang istri mau rujuk, tak digubris Ayu. Bahkan, menurut Purwo, semua keluarganya sudah mencoba menjadi mediator, namun tak diindahkan Ayu. "Ya sudah, saya sekarang hanya mencoba yang terbaik saja."
Kendati demikian, Purwo menolak tegas bila dianggap telah melakukan KDRT seperti yang diutarakan Ayu secara terpisah kepada NOVA. "Demi Allah, saya tak pernah melakukan KDRT seperti yang dituduhkan mantan istri, bahkan menjewer anak saja saya tak pernah. Semua yang dituduhkannya itu karena dia ingin menjatuhkan karier saya di Polri. Tapi tidak akan saya biarkan sedikitpun dia merusak segala perjuangan saya demi karier. Toh, ini juga demi keluarga," tegasnya lagi.
Purwo juga membantah keras, dirinya lah yang berselingkuh. "Nanti akan terlihat siapa yang berselingkuh. Saya hanya punya teman dekat perempuan yang peduli pada kondisi keluarga saya saat ini, tidak lebih. Wajarlah bila saat-saat seperti ini saya butuh teman untuk mengobrol dan berkeluh kesah, tidak berlebihan tentunya. Semua terjaga dengan baik karena saya harus menjaga citra sebagai anggota Polri".
Bahkan, Purwo pun bersumpah belum menikah lagi dengan wanita yang ia sebut teman dekatnya itu. "Demi Allah saya belum menikah lagi karena saat ini masih dalam tahap perceraian. Dan di Polri, untuk cerai juga butuh proses. Insya Allah dalam waktu dekat izin cerai dari Polri segera turun."
Seolah ingin membalas tuduhan sang istri, Purwo menukas, "Yang jelas-jelas berselingkuh, kan, dia. Ketika dia izin untuk umrah sendiri, ternyata berangkat bersama teman lelakinya yang selama ini selalu menemaninya. Saya waktu itu, ya, mengizinkan karena mau ibadah."
Semua keluarga, kata Purwo juga turut berperan mengupayakan agar dia kembali, tapi sia-sia. Sebagai seorang ayah, Purwo pun sadar, masalah rumah tangganya ini jelas mengorbankan anak-anaknya. "Mudah-mudahan mereka baik-baik saja sama mamanya,"jelas Purwo yang ingin perceraian dilakukan secara baik-baik.
"Insya Allah, selama ini saya sudah menjadi bapak yang terbaik untuk anak-anak dan suami yang terbaik untuk mantan istri."
Noverita K Walda, Swita
KOMENTAR