Kisah sampai dapat peran Tigor?
Pertengahan tahun 2007, saya sedang di Bali menghadiri sebuah kejuaraan binaraga ketika dapat telepon dan langsung diminta berangkat ke Jakarta, karena saat itu tim SSTI kesulitan menemukan karakter Tigor yang pas. Katanya, sih, sudah 3 bulan mencari, tapi belum ketemu juga.
Ada beberapa calon berbadan besar, tapi karakternya enggak pas. Saat datang ke lokasi kasting, badan saya masih item, hanya pakai celana pendek dan sepatu olahraga. Setelah bertemu sutradaranya, saya langsung disodori dialog karakter Tigor. Saya baca skenarionya ngaco, tadinya mau berlogat Batak, malah lari ke logat Ambon. Tapi akhirnya sutradara melihat sayalah yang paling layak jadi Tigor.
Belajar logat Medan dari siapa?
Banyak ngobrol saja dengan orang Batak. Kebetulan, di lokasi juga ada petugas satpam asal Medan, jadi bisa sekaligus belajar logat Medan. Karakter Tigor itu pakai logat Medan dan agak preman, bukan Melayu. Jadi, harus banyak bergaul dengan orang-orang Medan.
Di SSTI, setelah 10 episode baru benar-benar dapat logatnya, blo'onnya, intonasi suaranya. Belum lagi harus menyesuaikan dengan karakter Welas.
KOMENTAR