Ketika mendekati masa trimester akhir kehamilan, setiap ibu hamil tentu mulai berdebar-debar menanti saat-saat kelahiran buah hati. Meski sudah mengikuti senam hamil dan latihan teknik latihan pernapasan sebelum melahirkan, perasaan gugup itu masih tetap ada.
Terlebih jika ini adalah momen persalinan pertama. Padahal, ketenangan sebelum melahirkan sangat diperlukan untuk kemudahan proses persalinan. Alangkah baiknya, jika Anda sudah mengetahui apa saja tahapan-tahapan saat proses melahirkan sebagai gambaran di hari H nanti.
Ada beberapa tahapan akan dialami perempuan mulai dari fase pertama menjelang kelahiran hingga kelahiran itu tiba seperti yang dilansir dari HelloSehat :
1. Prodomal labor
Pada tahap melahirkan ini, terasa sensasi pegal atau adanya tekanan di perut bagian bawah atau punggung. Kontraksi yang terjadi pada tahap ini biasanya muncul dan hilang secara tidak teratur, kadang tekanannya kuat, kadang lembut.
Ini merupakan respon natural tubuh untuk bersiap-siap. Fase ini terjadi tidak sebentar, sekitar beberapa jam, bahkan ada yang mengalami beberapa hari. Serviks mulai melunak, renggang, bergerak maju dan perlahan mulai membuka. Bayi menempati panggul.
Baca: Bisakah Ibu Hamil dengan Mata Minus 5 Melahirkan Normal?
2. Tahap awal kelahiran (latent phase)
Fase ini tidak terlalu lama, biasanya hanya sekitar dua pertiga tahap dari total waktu melahirkan. Setelah beberapa jam, kontraksi akan menjadi lebih lama, kuat, serta lebih teratur (sekitar lima menit terpisah, dan setiap interval berlangsung sekitar 25 hingga 45 detik, tetapi waktu tersebut bervariasi).
Ciri lainnya adalah keluar keputihan berwarna merah muda selama kelahiran. Serviks tetap menipis dan membuka, melebar dari 3 hingga 4 cm.
Anda juga akan merasakan sakit seperti sakit punggung atau mirip nyeri haid. Yang perlu diperhatikan adalah pecahnya membran ketuban, hal ini dapat terjadi secara spontan pada tahap pertama proses melahirkan atau di tahap selanjutnya.
Ketika ini terjadi, Anda akan merasakan basah. Tapi, ada juga yang tidak mengalami pecahnya air ketuban hingga dokter yang melakukannya. Maka sebaiknya Anda memberitahu dokter ketika mulai kontraksi.
Buat diri Anda senyaman mungkin, seperti mendengarkan musik, makan makanan yang mudah dicerna, dan mendapatkan cairan minuman yang cukup.
Tapi, ingat! Ketika kontraksi mulai terjadi setiap lima menit, atau ketika air ketuban pecah, segera beritahukan suster atau dokter. Ketika kontraksi mulai kuat, Anda harus mencoba merelaksasi diri dengan strategi pernapasan.
Minta juga kerabat terdekat dan suami agar membantu menenangkan Anda dan percaya diri menghadapi persalinan.
Baca: Menyentuh, Cerita 5 Ayah Muda yang Mendampingi Istrinya Saat Melahirkan
3. Tahap satu: fase aktif
Pada tahap ini, kontraksi semakin kuat dan terasa sakit, terjadi sekitar tiga menit terpisah dan berlangsung selama 45 hingga 60 detik. Serviks akan melebar dengan cepat, kira-kira 1,2 cm setiap jam.
Ketika serviks melebar dari 8 hingga 10 cm, Anda berada masa tahap transisi. Kontraksi akan datang setiap 2-3 menit sekali. Selain itu, terasa mual dan punggung mulai bertambah sakit.
Cara mengatasinya: lakukan sesuatu yang aktif selama kontraksi berlangsung. Ini adalah saat-saat Anda akan merasakan momentum melahirkan. Lakukan pola pernapasan dan bergerak ke sekitar sambil istirahat di antara kontraksi.
Di rumah sakit, Anda akan diperiksa suhu, tekanan darah, denyut nadi. Juga akan ditawarkan berbagai pilihan untuk mengatasi rasa nyeri seperti epidural atau anestesi.
Baca: Perempuan Ini Habiskan Rp700 Juta Untuk Persalinan Mewah, Apa Saja Fasilitasnya?
4. Tahap kedua
Tahap ini disebut juga tahap mendorong, ini akan berlangsung hingga tiga jam ketika Anda diberi epidural – dua jam tanpa epidural. Serviks akan melebar sekitar 10 cm. Kontraksi akan lebih lama dari semenit dengan interval 2-3 menit.
Kepala bayi turun ke area vagina, Anda pun akan merasakan tekanan di area dubur alias rektum. Beberapa perempuan akan merasakan mual, gemetar, gelisah, dan marah pada masa ini.
Cara mengatasi: jangan mengejan kecuali ketika Anda sudah mendapat aba-aba dari bidan atau dokter. Mengejan yang tidak sesuai dapat menyebabkan serviks Anda bengkak.
Ketika saatnya tiba, Anda bisa mengejan dengan mengambil napas dalam-dalam, dorong seperti sedang sembelit. Dokter juga akan melakukan episiotomi, yaitu potongan pendek pada daerah di antara vagina dan rektum, untuk mempermudah proses melahirkan.
Baca: 5 Alasan Kulit dan Otot Vagina Harus Digunting Saat Persalinan
5. Tahap ketiga
Ini adalah saat-saat yang ditunggu, yaitu tahap melahirkan. Kebutuhan untuk mendorong semakin kuat ketika kepala bayi sudah turun ke bawah.
Anda juga akan mengalami perasaan panas, menyengat, dan peregangan pada saat pembukaan vagina. Tahap melahirkan akan memakan waktu sekitar 15 hingga 30 menit. Setelahnya, jika Anda mengalami episiotomi, dokter akan menjahit potongan pendek tersebut.
Baca: 3 Perubahan Vagina Setelah Melahirkan Mana yang Anda Alami?
6. Penyembuhan
Tentu saja ada perasaan gembira, lega, kagum, dan sukacita ketika bertemu dengan bayi Anda. Rasa sakit ketika melahirkan pun terasa terbayar dengan melihat wajah si mungil.
Baca: 3 Ciri Khas Seorang Ibu Mengalami Baby Blues Setelah Melahirkan
Kompres air dingin bisa diberikan pada perineum untuk membuat Anda nyaman dan mengurangi pembengkakan. Sebab banyak perempuan yang mengalami kram rahim setelah melahirkan.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR