Dalam membesarkan anak, latar belakang orang tua seringkali dapat memengaruhi proses pola asuh. Untuk itu, sebaiknya setelah menikah, setiap pasangan mulailah berkompromi hal-hal seperti apa yang diinginkan untuk mengasuh Si Kecil saat ia lahir nanti.
Sebab jika ayah dan ibu tak kompak mengasuh, apalagi sering berdebat didepan anak, justru anak akan jadi bingung.
Misalnya dalam kejadian berikut, “Bu, sebaiknya Putra sekolah di sekolah negeri saja, ya, karena biayanya murah,” tutur Guntur kepada istri dan anak semata wayangnya, Putra.
Sang istri yang diajak ngobrol langsung protes dengan nada tinggi, “Bapak ini gimana, sih. Anak kita harus sekolah agama, dong. Kenapa di sekolah negeri?”
Putra yang mendengarkan pun bingung karena yang semula hanya obrolan santai, mulai berubah menjadi pertengkaran.
Baca: Orangtua, Begini Cara Mengasuh dan Mendidik Anak Generasi Alfa
Menurut Inne Moesianto, psikolog dari Lascha Citta Pratama, yang dimaksud orang tua kompak artinya memiliki tujuan dan keputusan yang sama, saling dukung dan berbagi peran, saling menghormati dan menghargai, serta saling menguatkan.
Termasuk menetapkan tujuan, bentuk keluarga yang diinginkan, peran terhadap anak, larangan dan perintah, serta added value (prinsip dan nilai hidup) yang diharapkan tumbuh di dalam keluarga tersebut.
Kalau sudah diputuskan, selanjutnya suami-istri harus konsisten menerapkannya. Jangan biarkan ada ‘kompromi kecil’ didepan anak. Misalnya, ayah melarang nonton televisi, sementara ibu membolehkan. Atau, ibu membatasi uang saku, sementara ayah memberi lebih dan di luar kesepakatan.
Kejadian tersebut pasti sering terjadi disertai alasan tak tega, bukan? Padahal hal tersebut justru berdampak negatif. Anak akan mencari peluang di sisi kelemahan perbedaan prinsip orang tuanya.
“Anak akan meremehkan aturan dan berusaha melanggarnya, anak akan mencari perlindungan dari sisi atau pihak yang menguntungkan dan membela dirinya. Selain itu, anak tidak tahu mana yang harus ditaati dan dilakukan.”
Baca: Tips Mendidik Anak Tukang Bantah dari Psikolog
Lalu bagaimana ya triknya jika istri tak sepaham dengan pendapat suami soal mengambil keputusan saat mengasuh anak?
Jangan langsung membantahnya, "Hindari memutus atau menyela pembicaraan suami atau istri secara langsung, dan berdebat atau saling beragumen di depan anak,” saran Inne.
Solusinya, salah satu pasangan harus menahan diri dengan diam sejenak untuk menyimak dan berusaha mengerti yang dimaksud pasangan.
Barulah pada saat kondisi sudah lebih nyaman, misalnya, menjelang tidur, lakukan diskusi dan evaluasi. Sampaikan keberatan atau perbedaan tersebut secara baik-baik.
“Lakukan diskusi pada saat tidak emosi dan kepala dingin. Sadar yang utama adalah kebaikan anak, saling menjaga dan menurunkan ego demi kepentingan bersama, serta saling mengingatkan dan menguatkan tujuan keluarga yang ingin dicapai,” pesan Inne.
Baca: Anak Sekarang Seolah Kurang Siap Mental Menghadapi Kesulitan?
Setuju, kan, Sahabat NOVA? Mulai sekarang yuk kurangi kebiasaan spontan berdebat dengan pasangan didepan anak-anak supaya tujuan utama keluarga tercapai.
Noverita K. Waldan/Tabloid NOVA
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR