Sering terjadi bayi mengalami sembelit setelah diberi makanan pendamping ASI atau yang biasa dikenal dengan MPASI.
Makanan pendamping ASI ini lazimnya diberikan pada bayi berumur di atas 6 bulan. Untuk bayi berumur di bawah 6 bulan, sebaiknya hanya mengonsumsi ASI saja.
Menurut Prof. Dr. Baidrul Hegar Ph.D., Sp.A(K), pada bayi usia di bawah 6 bulan masih berisiko terkena pola perubahan defekasi.
Baca: Begini 9 Mudah Mengatasi Batita Sulit Makan
Pola defekasi pada anak sangat bervariasi tergantung pada fungsi organ, susunan saraf, pola makan, serta usia anak.
“Pada bayi usia 6 bulan, waspada pada risiko perubahan pola defekasi cukup besar, karena mulai banyak makanan yang masuk,” jelas spesialis pencernaan anak ini.
Untuk komposisi karbohidrat, lemak, protein, serat, dan nutrisi lainnya harus dipertimbangkan dengan matang.
“Sebab, tentunya kelebihan karbohidrat atau kelebihan serat tak bagus untuk bayi,” jelasnya.
Baca: Berapa Kali Bayi Harus BAB Setiap Hari? Ini Jawabannya
Selain itu, pada bayi dengan kelompok usia tersebut kecenderungan alergen sudah mulai muncul, karena bayi sudah mulai banyak terpapar berbagai zat.
Kecenderungan alergen tersebut akan muncul terutama ketika bayi sudah tak hanya mengonsumsi ASI namun juga mulai mengonsumsi MPASI.
“Dosis tentunya lebih besar daripada sebelumnya yang hanya ASI saja, jadi sangat mungkin terjadi pola defekasi ini,” jelas Prof. Hegar yang juga praktik di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Baca: Makanan yang Tak Dianjurkan untuk MPASI, Salah Satunya Bubur Bayi di Pasaran
Jadi, sebenarnya sembelit merupakan perubahan pola defekasi pada bayi yang memang wajar terjadi.
Namun Prof. Hegar menyarankan, agar kita harus memperhatikan terus pola makan bayi, serta mengamati apakah sembelit dirasa sering atau tidak.
Bila ya, lebih baik segera periksakan agar tak menjadi semakin kronis.
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR