Awal tahun ini, periset dari American Psychological Associations mengkritik upaya WHO dan American Psychiatric Association untuk mengodifikasi gangguan ini— sebagian karena tujuan akhir tersebut adalah memengaruhi penelitian tentang masalah yang disebabkan oleh permainan game yang berlebihan.
Para periset berpendapat bahwa penelitian terkini mengenai kecanduan main game didasarkan pada prinsip pendekatan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, walaupun faktanya penggunaan narkoba atau alkohol berbeda dengan konsumsi media.
Baca juga: Duh! Gadis Ini Alami Kebutaan Usai Main Game di Gadget Selama 24 Jam
Lebih jauh lagi, penelitian yang ada tentang kecanduan main game belum meyakinkan, menurut Anthony M Bean, seorang psikolog klinis berbasis di Texas dan salah satu penulis laporan tersebut kepada situs berita game Polygon.
"Di seluruh bidang 'kecanduan main game', rentang kejadiannya berkisar antara 0,8 persen sampai 50 persen dari populasi game yang ada, bergantung pada studi mana yang Anda putuskan untuk dilihat," kata Bean kepada Polygon.
Bean juga mengingatkan bahwa menciptakan "gangguan main game" bisa menstigmatisasi orang yang sedang memainkan game, terlepas dari kenyataan bahwa bagi sebagian orang, game bisa sangat membantu.
Baca juga: Anak Durhaka! Tega Pukul Ibunya Karena Merasa Terganggu Saat Main Game
Bermain Tetris, misalnya, telah terbukti membantu gejala gangguan stres pascatrauma.
"Mungkin orang tersebut benar-benar depresi dan menggunakan permainan game sebagai mekanisme penanggulangan, atau mekanisme untuk mengatasi beberapa tekanan pribadi di kehidupan nyata,” katanya.
Namun, game yang berlebihan bisa menjadi indikasi masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau kecemasan.
Memang, beberapa ilmuwan percaya bahwa permainan video dapat dirancang sebagai alat pengajaran atau untuk membantu orang meningkatkan keterampilan kehidupan nyata seperti koordinasi tangan-mata.
Baca juga: Sepuh dan Miskin, Nenek Julaeha Makan Hanya dengan Garam dan Daun
Apa yang harus dilakukan?
Penulis Lifehacker, Patrick Allan, telah membuat panduan tentang bagaimana mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan seseorang untuk bermain game.
Orang tua dari anak-anak yang tampaknya “kecanduan” dengan PlayStation atau Xbox mereka dapat mengumpulkan beberapa panduan bermanfaat darinya.
Sebagai permulaan, Allan merekomendasikan untuk melihat berapa banyak waktu yang dihabiskan anak mereka—melalui catatan—untuk membantu orang tersebut menyadari seberapa sering mereka bermain dan merasakan apakah itu sebuah masalah.
Dia juga menyarankan menetapkan batasan seperti hanya bermain pada hari-hari tertentu atau menghindari pembelian dalam game, dan menghindari permainan yang memerlukan waktu lebih banyak. (*)
Kahfi Dirga Cahya/Kompas.com
Sumber: nypost.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR