NOVA.id - Yang diinginkan Emmet pada awalnya adalah sebuah sepeda.
Namun ayahnya tak ingin memberikan padanya begitu saja, sehingga sang ayah menemukan ide cemerlang.
Ia berkata pada anaknya yang berumur 6 tahun itu bahwa ia perlu mencari uang sendiri untuk membeli sepeda.
(Baca juga: Setelah Menangis di Televisi, Kini Nikita Mirzani Ungkap Hal Sedih, Kenapa Ya?)
"Ia membawa mainan lama dan boneka binatang bersama-sama dan menjualnya. Ia akhirnya memperoleh 70$ hari itu. Itu cukup untuk mendapatkan sepedanya. Keesokan hainya, kami kebetulan berjalan di sekitar Sam's Club dan melihat mesin snow cones (es krim serut). Dia bertanya apakah kami bisa mendapatkan itu daripada sepeda sehingga dia bisa memulai bisnisnya sendiri dan menghasilkan lebih banyak uang,” jelas ayah Emmet.
Setelah diskusi singkat, orang tua Emmet setuju untuk membantu bisnisnya.
Namun dengan satu syarat, ia harus menjual es krim serut (snow cones) selama satu jam setiap Sabtu.
(Baca juga: Dari Malang ke Langkawi, Maia Estianty Nyupir Pesawat Jet Sendiri?)
Kali pertama, ia memperoleh $12, kemudian $17, lalu $25 atau sekitar 360 ribu rupiah.
Akhirnya, Emmet terus melanjutkan usahanya berjualan es krim dengan 3 macam rasa tersebut.
"Ia bertanggung jawab untuk melacak persediaan, dan tahu kapan ia harus membeli, membelanjakan semua rasa baru, membayar kita untuk separuh mesin es krim, dan membayar 'pajak'," ujar ayahnya.
(Baca juga: Justin Bieber Kehilangan 3 Juta Followers, Usai Twitter Bersihkan Akun Palsu)
Ayahnya menjelaskan bahwa Emmet berencana menabung untuk uang kuliah.
Namun nyatanya, 'uang pajak'-nya telah masuk ke dana kuliahnya.
"Kami ingin anak kami mengikuti passion-nya di masa depan. Satu-satunya keinginan kami darinya adalah untuk tumbuh menjadi orang baik di masyarakat. Meskipun ia menikmati berjualan es krim sekarang, ia secara teru-terusan bercerita bahwa ia ingin menjadi guru perpustakan dan guru karate. Ia suka membaca dan sekarang memiliki sabuk ungu di kelas karatenya, jadi itu masuk akal bagi kita mengapa ia tertarik dengan profesi itu."
Wah, hal yang diajarkan ayah Emmet patut dicontoh ya! (*)
Source | : | bored panda |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR