Wah, Ternyata Orang Tua Baru akan Alami Gangguan Tidur Sampai Anak Berusia 6 Tahun

By Tentry Yudvi Dian Utami, Minggu, 7 Juli 2019 | 21:30 WIB
Wah, Ternyata Orangtua Baru akan Alami Gangguan Tidur Sampai Anak Berusia 6 Tahun (iStock)

NOVA.id – Menjadi seorang ibu memang tidak mudah, terutama saat kita baru memiliki bayi.

Sudah pasti saat kehadiran bayi membuat kita juga kurang waktu untuk tidur karena anak masih membutuhkan waktu untuk adaptasi.

Tak hanya itu, ibu sebagai orang tua baru juga perlu banyak belajar dalam membesarkan bayi kita sehingga waktu tidur jadi sulit diatur.

Baca Juga: Upacara Pembaptisan Sang Putra Digelar Tertutup, Meghan Markle Tampil Anggun dengan Gaun Putih Mewah

Namun, ketahuilah jika masalah tidur bagi ibu itu akan berlanjut sampai anak memasuki sekolah dasar.

Menurut peneliti, ibu akan mengalami susah tidur sebelum kelahiran hingga enam tahun ke depan.

Peneliti dari University of Warwick ini menemukan fakta jika rata-rata ibu tidur kurang dari sehari selama tiga bulan masa kelahiran.

Baca Juga: Dikabarkan Ada Benjolan di Lehernya Mirip Seperti yang Diderita Olga Syahputra, Raffi Ahmad Berikan Klarifikasi

Ketika anak-anak berusia antara empat dan enam tahun, sementara itu, ibu rata-rata tidur kurang dari 20 menit daripada yang mereka lakukan sebelum kehamilan sementara ayah mendapat 15 menit lebih sedikit.

Sedangkan ayah tidur rata-rata 15 menit lebih sedikit dalam periode yang sama.

Penelitian, yang memperhitungkan 4.659 orang tua yang memiliki anak antara 2008 dan 2015, menunjukkan bahwa efek pada tidur lebih parah pada orang tua baru.

Baca Juga: Terharu, Tangis Anang dan Ashanty Pecah Saat Dengarkan Curahan Hati Arsy

Ibu menyusui juga lebih cenderung mengalami gangguan tidur.

"Walaupun memiliki anak adalah sumber kegembiraan utama bagi sebagian besar orang tua,"

"Ada kemungkinan bahwa tuntutan dan tanggung jawab yang meningkat terkait dengan peran sebagai orang tua menyebabkan tidur yang lebih pendek dan kualitas tidur yang menurun bahkan hingga 6 tahun setelah kelahiran anak pertama," Dr. Sakari Lemola, dari Departemen Psikologi di Universitas Warwick, mengatakan kepada Science Daily.(*)