Namun, jika rasa nyeri tak tertahan hingga mengganggu aktivitas kita—seperti tak bisa berjalan atau bekerja—maka bisa jadi itu tanda bahaya.
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah timbulnya gangguan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
Apa itu?
Baca Juga: Sindrom PMS, Bikin Uring-uringan dan Emosi Tinggi (2)
PMDD sebenarnya adalah sepupu jahat dari PMS.
Lebih tepatnya, PMDD adalah bentuk PMS yang lebih berat.
Waktu munculnya dan gejala di antara keduanya sama.
Baca Juga: Sindrom PMS, Bikin Uring-uringan dan Emosi Tinggi (1)
Ada kemurungan, rasa lapar yang meningkat, mengidam, kelelahan, kram, dan sakit.
Namun, pada penderita PMDD gejala tersebut menjadi sangat buruk sehingga dapat melumpuhkan kemampuan kita untuk menjalani keseharian secara normal saat menstruasi.
Selain itu, gangguan mood pramenstruasi pun lebih signifikan dan sering kali muncul dengan didukung suasana hati yang mudah terpancing amarah bahkan mungkin menimbulkan depresi.
Baca Juga: 7 Nutrisi yang Baik Dikonsumsi Saat Menstruasi agar Tidak Lesu dan Nyeri
Misalnya, muncul rasa sensitif yang cenderung membuat kita sedih dan menangis mendalam dan tak berkesudahan, atau marah besar tak beralasan hingga mengganggu hubungan dengan orang terdekat.
“Ketahuilah beberapa gangguan menstruasi ini bisa diikuti gejala-gejala yang kemungkinan dapat mengganggu quality of life dari seorang perempuan,” jelas dr. Kanadi.
Jika sudah begini, mesti bagaimana?
Baca Juga: Sederet Makanan Ini Bisa Bantu Memperlancar Siklus Menstruasi, Salah Satunya Pepaya!