Menurut Roslina Verauli, M.Psi., Psi., psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga, ketika isi pikiran lari, maka perasan dan aksi akan mengikuti.
Ya, ketiga hal tersebut berhubungan seperti segitiga.
Isi pikiran akan selalu selaras dengan apa yang dirasakan, apa yang dirasakan akan selau selaras dengan apa yang dipikirkan dan dilakukan.
“Sebetulnya, pikiran, aksi-aksi, dan emosi kita sering kongruen (sebangun, red.) dan ini ciri orang sehat. Misalnya, kita khawatir, Nanti kalau aku sakit gimana? Lalu kita cemas, kemudian kita melakukan sesuatu untuk tubuh kita agar tidak sakit. Nah. yang jadi masalah adalah jika isi pikiran tersebut berulang-ulang kejauhan, enggak bisa dikendalikan, dan emosinya meluap-luap berlebihan,” ujar Roslina Verauli dalam sesi #CurhatinVerauliFans Berdamai dengan Kecemasan, di Instagram Live bersama Meira Anastasia beberapa waktu lalu.
Kalau sudah sampai meluap-luap berlebihan, kondisi ini disebut sebagai penyakit gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Kecemasan tidak mampu dikendalikan dan malah menjadi makin rumit hingga membuat gelisah.
Baca Juga: Pola Makan Pengaruhi Stres, 2 Makanan Ini Paling Jitu Redakan Stres dan Kecemasan!